Arwana atau Arowana (familia Osteoglossidae) merupakan ikan air tawar
purba yang tersebar di seluruh dunia, mulai dari Afrika, Asia
Tenggara, Australia hingga Amerika Selatan. Studi genetik dan temuan
fosil menunjukkan, ikan ini setidaknya telah hidup di bumi sejak 220
juta tahun yang lalu.
Gambar 1. Arwana, ikan hias yang mempesona (Sumber: www.freshwaterstingray.nl – modified)
Sebagai ikan purba, arwana memiliki karakter fisik yang unik. Kepala
umumnya bertulang kokoh, dengan tubuh memanjang, berselubung sisik
besar dan saling bertumpuk membentuk suatu mosaik yang indah. Sirip
punggung dan sirip anal terletak jauh di belakang tubuh. Sirip dada dan
perut berukuran kecil (Gambar 1 dan 2).
Gambar 2. Bagian-bagian tubuh Arwana (Sumber: www.arowana.co.uk – modified)
Bagi para hobiis dan penangkar ikan hias,
salah satu bagian tubuh yang sangat penting dan seringkali menentukan
kualitas ikan Arwana adalah kondisi sisik, terutama dilihat dari
kesempurnaan bentuk sisik dan warnanya. Satu sisik Arwana memiliki warna
utama yang disebut warna dasar (base color). Warna dasar ini
biasanya dikelilingi oleh warna lain yang lebih gelap/pudar, berpola
melingkar/cincin yang disebut cincin kedua. Sedangkan pola warna cincin
yang terdapat pada bagian paling luar atau paling tepi dari sisik
disebut cincin pertama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3
di bawah.
Gambar 3. Bagian Sisik Arwana (www.Arowana.co.uk – modified)
Sisik arwana dibagi menjadi 6 level (tingkat/baris) yang mulai
dihitung dari arah badan bagian bawah ke atas. Level atau baris sisik
pertama terdapat pada bagian perut, baris sisik yang terletak di atas
perut di sebut level kedua, demikian seterusnya hingga level 6 yang
berada pada bagian paling atas (punggung). Pembagian level sisik ini
dapat dilihat pada Gambar 3 (di atas). Level/Baris sisik ini sangat
penting dalam menentukan kualitas arwana, terutama Arwana emas (Red
Tail Golden/Indonesian Golden dan Crossback Golden asal negeri jiran
Malaysia).
Ciri unik lainnya dari arwana adalah adanya semacam pelat tulang yang
ditumbuhi gigi dan terletak di lantai bawah mulut. Pelat tulang ini
berbentuk seperti lidah, sehingga arwana seringkali disebut sebagai ikan
berlidah tulang (bonytongue fish) seperti tampak pada Gambar 4 di bawah ini.
Gambar 4. Anatomi ikan Arwana
Arwana termasuk ikan karnivor yang mendiami habitat sungai dan danau
berair tenang. Kadang-kala juga ditemukan di riam yang berarus kuat.
Daerah tepian sungai yang ditumbuhi banyak pohon hutan dengan akar yang
terjulur di dalam air dan dedaunan yang rimbun di atasnya, menjadi
habitat favorit bagi Arwana. Habitat tersebut umumnya menyediakan banyak
makanan dan daerah perlindungan yang baik.
Sebagai predator khusus permukaan air, keluarga ikan Arwana sangat
pandai melompat ke udara untuk mengejar mangsa yang terdiri dari
serangga, reptil dan burung. Arwana juga memiliki kemampuan yang baik
dalam memperhitungkan posisi mangsa yang terletak di atas permukaan air.
Hal ini tidak mudah, sebab harus memperhitungkan sudut pandang yang
“bergeser” akibat pembiasan cahaya. Tidak seperti ikan pada umumnya,
Arwana hanya bernapas dengan cara langsung mengambil oksigen dari
udara/permukaan air (obligate air breather).
Ibarat atlet loncat tinggi olimpiade, kemampuan meloncat Arwana tak
tertandingi ikan air tawar manapun. Arwana mampu melompat hingga 2 meter
di udara. Bahkan, arwana mampu menangkap kelelawar besar yang terbang
rendah di permukaan air. Kemampuan melompat Arwana mungkin hanya dapat
ditandingi oleh “jumper master” lainnya, yaitu ikan salmon yang kembali ke hulu sungai untuk bertelur.
Membedakan jenis kelamin ikan arwana termasuk gampang-gampang susah,
karena tidak adanya ciri kelamin sekunder khusus yang dimiliki oleh
jantan dan betina. Salah satu cara membedakan jantan dan betina Arwana
mungkin dapat dilakukan dengan membandingkan lebar penutup insang
(operculum) seperti tampak pada Gambar 5 di bawah ini.
Gambar 5. Perbedaan ikan Arwana jantan dan betina
Perilaku berbiak Arwana juga tergolong unik. Sebagai “orangtua”,
induk arwana, tergolong ikan yang “bertanggung jawab”. Saat musim kawin
tiba, telur yang telah dibuahi akan dijaga oleh kedua induk hingga
menetas. Setelah menetas, juvenil akan ditampung di dalam mulut salah
satu induk (Mouth brooder). Hal ini bertujuan untuk menghindari
pemangsaan juvenil arwana oleh penghuni sungai lainnya. Biasanya tugas
ini dilakukan oleh induk jantan seperti tampak pada Gambar 6.
Saat si baby Arwana yang imut-imut dan lucu itu berukuran sedikit
lebih besar, sang ayah akan melepaskan mereka untuk mengenal lingkungan
sekitar. Jika ancaman marabahaya tiba, sang ayah pun akan memberi sinyal
agar arwana kecil masuk kembali ke dalam mulutnya. Jika kantong kuning
telur sudah mengempis, anak arwana secara naluriah akan terdorong untuk
belajar mencari makan sendiri. Dalam beberapa minggu, anak arwana akan
mandiri dan berpisah dari induknya.
Gambar 6. Anak ikan Arwana dalam mulut induk jantan.
Hingga saat ini, sebanyak sepuluh spesies ikan Arwana telah berhasil
dideskripsikan oleh para ahli taksonomi, 1 spesies tersebar luas di
Afrika tropis, 4 spesies dari Asia Tenggara, 2 spesies dari Australia
Utara dan 3 spesies dari Amerika Selatan.
Adapun ke-sepuluh spesies Arwana (familia Osteoglossidae) adalah:
Subfamilia Heterotidinae (Arwana tanpa sungut)
- Arwana Afrika/African Arowana: Heterotis niloticus (Cuvier, 1829)
- Arwana Pirarucu/Arapaima: Arapaima gigas (Cuvier, 1829)
Subfamilia Osteoglossinae (Arwana bersungut)
- Arwana Perak/Silver Arowana: Osteoglossum bicirrhosum (Cuvier, 1829)
- Arwana Hitam/Black Arowana: Osteoglossum ferreirai (Kanazawa, 1966)
- Arwana Hijau/Green Arowana: Scleropages formosus (Schlegel & Müller, 1844)
- Arwana Emas/Red Tail Golden/Indonesian Golden Arowana : Scleropages aureus (Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
- Arwana Perak Indonesia/Indonesian Silver Arowana: Scleropages macrocephalus (Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
- Arwana Merah/Super Red Arowana: Scleropages legendrei (Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
- Arwana Papua/Red Saratoga/Northern Spotted Baramundi: Scleropages jardinii (Saville-Kent, 1892).
- Arwana Australia/Silver Saratoga/Southern Spotted Barramundi: Scleropages leichardti (Günther, 1864).
Wilayah Asia tenggara termasuk salah satu pusat penyebaran ikan
Arwana. Sejak lama, varietas Arwana di Asia Tenggara dianggap sebagai
satu spesies saja (Scleropages formosus). Studi morfologi
biometrik yang dikombinasikan dengan analisis genetik yang dilakukan
dalam kurun 10 tahun terakhir, memunculkan fakta baru, bahwa ikan
Arwana Asia tenggara ternyata terdiri dari beberapa spesies yang
berbeda.
Poyaud, et al. dalam sebuah jurnal tahun 2003, akhirnya
membagi ikan Arwana Asia Tenggara dalam 4 spesies berbeda, yaitu Arwana
Hijau, Arwana Emas, Arwana Perak dan Arwana Merah, seperti tampak pada
Gambar 7. di bawah ini.
Gambar 7. Jenis-Jenis Arwana Asli Asia Tenggara. Dari atas ke bawah berturut-turut: Arwana Hijau/Green Arowana (Scleropages formosus), Arwana Perak/Silver Asian Arowana (Scleropages macrocephalus), Arwana Emas/Red Tailed Golden-RTG/Indonesian Golden Arowana (Scleropages aureus), Arwana Merah/ Super Red Arowana (Scleropages legendrei). Seluruh spesies Arwana ini dapat ditemukan di Indonesia.
1. Arwana Hijau/Green Arowana (Scleropages formosus Schlegel & Müller, 1844)
Arwana hijau termasuk spesies arwana yang memiliki daerah sebaran
paling luas di Asia Tenggara. Jenis ini dapat ditemukan di Myanmar,
Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia dan Indonesia. Arwana hijau mudah
dikenali dari bentuk tubuhnya yang lebar dan agak pendek.
Warna dasar sisik biasanya krem terang yang diselingi warna hijau
pada cincin sisik kedua. Kadang-kadang sisik memeiliki warna dasar hijau
gelap. Sirip punggung, anal dan ekor berwarna abu-abu gelap bercampur
hijau. Bagian lingkaran mata juga berwarna hijau. Mulut dan penutup
insang (operculum) juga lebih bulat dibandingkan spesies arwana lainnya. Contoh spesies arwana hijau dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah ini.
Gambar 8. Arwana Hijau (Scleropages formosus).
Negeri jiran Malaysia juga memiliki Arwana hijau varietas Nami (ikan
sebelah atas) yang ditandai dengan adanya corak unik pada bagian kepala.
Di Indonesia, Arwana hijau dapat ditemukan di sungai-sungai besar di
pulau Sumatera dan Kalimantan. Secara alami, Ikan Arwana tidak ditemukan
di Pulau Jawa. Arwana hijau merupakan spesies yang memiliki populasi
paling melimpah dibandingkan dengan spesies lainnya.
Negeri serumpun Malaysia memiliki varian Arwana hijau yang di sebut
Nami. Varian ini umumnya tersebar di danau Muda dan danau Pedu di daerah
Semenanjung Malaya. Adanya corak yang unik (seperti pola garis-garis
pada karang otak), membuat harga varian Nami lebih mahal dari Arwana
biasa. Daerah sebaran varian Nami dapat dilihat pada Gambar 9 di bawah
ini.
Gambar 9. Sebaran Arwana Hijau termasuk varian Nami dan Crossback Golden di Semenanjung Malaya.
Harga Arwana Hijau tergolong paling terjangkau, karena populasinya
yang masih cukup banyak dan warna sisiknya yang kurang menyolok.
Meskipun demikian, jenis Arwana hijau merupakan salah satu Arwana
favorit yang banyak dipelihara hobiis, terutama oleh para pemula atau
yang masih dalam taraf belajar memelihara atau menangkarkan arwana.
Setelah khatam menguasai seluk beluk arwana hijau, sebagian
hobiis biasanya akan beralih mencoba memelihara jenis Arwana lain yang
lebih mahal.
2. Arwana Perak/Indonesian Silver Arowana (Scleropages macrocephalus Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
Arwana Perak termasuk ikan endemik pulau Kalimantan. Para hobiis dan
penangkar Arwana mengenal spesies ini dengan sebutan Red Banjar. Tubuh
Arwana Perak umumnya memanjang dengan warna hijau gelap pada bagian
punggung. Sisik hampir seluruhnya berwarna perak agak gelap dengan
cincin sisik berwarna hijau zaitun yang samar.
Daerah hulu sungai besar yang berair tenang dan jernih dengan derajat
keasaman air (pH) lebih dari 6 merupakan habitat favorit bagi Arwana
Perak. Kadang-kadang, Arwana Perak juga ditemukan di sungai yang
mengalir deras. Jenis ini juga termasuk tipe mouth brooder yang melindungi telur dan juvenil-nya di dalam mulut. Telur Arwana perak tergolong besar dibandingkan jenis Arwana lainnya.
Saat ini dikenal 3 varian Arwana Perak berdasarkan warna sirip
punggung, sirip anal dan sirip ekornya, yaitu: varian Pino/Pinoh (Greytail silver), Banjar Kuning (yellowtail silver/Yellow Banjar) dan Banjar Merah (Redtail silver/Red Banjar). Ketiga varian Arwana Perak dapat dilihat pada Gambar 10 dibawah ini.
Gambar 10. Arwana Perak (Scleropages macrocephalus)
atau Indonesian Silver Arowana. Varian Banjar Kuning/Yellowtail Silver
(atas), varian Pino/Pinoh (tengah) dan varian Banjar Merah/Red Banjar
(bawah).
Varian sirip hijau/abu-abu memiliki daerah sebaran di Sungai Melawi
dan Pinoh (anak Sungai Kapuas) sehingga kadang-kadang varian ini
disebut juga sebagai Arwana Pino. Sedangkan 2 varian
lainnya, yaitu sirip kuning dan sirip merah, diketahui hanya memiliki
sebaran yang terbatas di Sungai Barito Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Selatan.
Harga Arwana Pino sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Arwana
hijau, varian yellowtail sedikit di atas Arwana Pino. Sedangkan harga
Banjar Red tergolong paling mahal di antara semua varian Arwana Perak
Studi genetik menunjukkan bahwa Arwana Perak memiliki hubungan
kekerabatan yang paling dekat dengan Arwana hijau dibandingkan dengan
jenis arwana lainnya (Pouyaud et al. 2003).
3. Arwana Emas/Red Tail Golden Arowana (Scleropages aureus Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
Arwana emas (Red Tail Golden) hanya memiliki daerah sebaran
yang terbatas di pulau Sumatera saja. Jenis ini umumnya ditemukan di
danau-danau/lahan basah gambut di sekitar sungai besar seperti Sungai
Siak di Pekan Baru, Riau dan Sungai Batang Hari di Taman Nasional
Berbak, Propinsi Jambi. Arwana emas ini dikenal juga dengan nama Indonesian Golden Arowana. Daerah sebaran Arwana Emas dapat dilihat pada Gambar 11 di bawah ini.
Gambar 11. Daerah sebaran Arwana Emas (Red Tail Golden-RTG).
Danau atau Sungai yang berada di sekitar lahan gambut umumnya
memiliki karakteristik air yang unik. Air di daerah ini biasanya
bersifat asam dengan pH < 6, warna air pun lebih pekat (hitam) atau
kemerah-merahan. Hal ini terjadi karena adanya kandungan tanin terlarut
yang tinggi dan berasal dari bagian tumbuhan yang terendam atau
mengalami pembusukan.
Arwana emas memiliki warna dasar sisik coklat gelap atau kehitaman
dengan cincin sisik berwarna emas. Warna sisik di punggung atau sisik
level 6 umumnya didominasi oleh warna hitam. Sedangkan ekornya berwarna
merah atau campuran merah coklat atau coklat terang. Saat masih juvenil,
warna emas pada sisik masih terlihat samar. Warna emas pada sisik akan
semakin terlihat seiring bertambahnya umur.
Gambar 11-a. Arwana Emas (Red Tail Golden-RTG) biasa dalam akuarium. Perhatikan sisik emasnya yang hanya mencapai level 4.
Arwana emas dibedakan menjadi beberapa varian berdasarkan tingkatan
(level) sisik yang tertutup oleh warna emas. Varian yang paling banyak
adalah Red tail Golden biasa dengan warna emas hanya mencapai level
sisik ke 4 atau 5 (Gambar 11-a). Jika warna emas pada sisik mencapai
level 5 dengan sempurna, maka jenis ikan ini disebut Highback Golden. Sedangkan jika warna emas pada sisik mencapai punggung atau level 6, maka ikan seperti ini disebut Super Highback Golden (Gambar 12).
Gambar 12. Arwana emas (Scleropages aureus).
Arwana emas (Red Tail Golden – RTG) dibagi menjadi beberapa varietas,
yaitu: Arwana emas biasa/Golden (atas), Highback Golden (tengah) Super
Highback Golden (bawah).
Varian arwana super highback termasuk jarang ditemukan sehingga harga
varian ini relatif mahal. Warna yang lebih merah/cerah pada sirip juga
lebih mahal dibandingkan dengan ikan dengan warna yang lebih gelap.
Jadi, makin cerah warna ikan, makin mahal harganya.
Arwana emas dikenal sebagai spesies Arwana yang paling agresif dan
memiliki daya tahan hidup yang tinggi. Populasi Arwana emas sudah jarang
ditemukan di alam, sehingga oleh IUCN dimasukkan dalam daftar merah
spesies yang terancam punah (endangered).
Negeri jiran Malaysia juga memiliki varian Arwana emas yang mirip
dengan Red Tail Golden (RTG) dari Sumatera. Varian Arwana Malaysia
dikenal dengan nama Crossback Golden (CBG atau
X-BG). Disebut demikian, karena warna emas pada sisiknya dapat mencapai
level 6 atau mencapai sisik di bagian punggung. Beberapa varian Arwana
Crossback dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini.
Gambar 13. Arwana Emas Crossback Golden (CBG atau
X-BG). Arwana ini merupakan varietas endemik Semenanjung Malaya dan
termasuk salah satu varietas Arwana yang paling indah. Ciri khas dari
Arwana ini terletak pada sisik emasnya yang merata hingga ke punggung
(karena itu disebut crossback). Varian Blue Base Crossback (atas) serta
Crossback Golden (tengah dan bawah) merupakan varian crossback kelas
satu yang harganya sangat mahal.
Dibandingkan Red Tail dari Sumatera, warna emas Arwana Crossbak jauh
lebih terang dan menyolok. Warna emasnya pun lebih penuh dan merata di
setiap sisik. Oleh karena itu, harga Arwana Crossback ini jauh lebih
mahal dibandingkan dengan Arwana Red Tail. Harga varian crossback
terbaik bahkan dapat mengalahkan harga Arwana Super red. Bagi sebagian
hobiis, Arwana crossback dianggap sebagai salah satu varian arwana yang
paling indah.
Arwana Crossback Golden hanya diproduksi oleh penangkar di Malaysia
dan Singapura. Untuk memperoleh Arwana Crossback dengan kualitas terbaik
tergolong sulit karena membutuhkan induk berkualitas yang harganya
mahal. Peluang munculnya ikan dengan pola sisik yang sempurna pun
tergolong kecil. Saat ini, para penangkar Arwana di Malaysia mencoba
menghasilkan varian arwanaCrossback dengan warna sisik seperti emas 24
karat yang menyelubungi seluruh tubuh.
Dari sisi taksonomi, posisi Arwana ini belum begitu jelas karena masih menyandang nama ilmiah yang lama, Scleropages formosus.
Menurut Poyaud et al. (2003), ciri-ciri Arwana Crossback sangat mirip
dengan Arwana Red Tail Golden. Namun belum dapat dipastikan, apakah
Arwana Crossback termasuk subspesies dari Red Tail Golden atau termasuk
spesies yang terpisah. Arwana Crossback hanya ditemukan terbatas di
Semenanjung Malaya terutama di negara bagian Pahang dan Bukit Merah
(Gambar 9).
4. Arwana Merah/Super red Arowana (Scleropages legendrei Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)
Arwana merah atau Super Red Arowana termasuk satwa endemik Kalimantan
Barat yang secara alami memiliki daerah sebaran terbatas di hulu sungai
Kapuas dan Danau Sentarum (Gambar 15). Arwana ini mudah dikenali dari
warnanya yang merah cerah mulai dari mulut, penutup insang hingga ekor
seperti tampak pada Gambar 14 dibawah ini.
Gambar 14. Arwana Merah
Lahan basah atau daerah tergenang di sekitar danau Sentarum umumnya
tergolong asam dengan pH < 6. Airnya berwarna sedikit gelap atau
kemerahan, disebabkan oleh kandungan tanin tinggi yang berasal dari
gambut serta sisa tumbuhan yang membusuk.
Warna merah yang menyolok pada Arwana ini diduga sebagai adaptasi
terhadap kondisi perairan yang unik tersebut. Dalam lingkungan seperti
ini, warna merah lebih memudahkan bagi warna untuk menyamarkan diri saat
berburu mangsa. Salah satu fakta yang menarik adalah adanya kemiripan
habitat antara Arwana Merah dengan Arwana emas asal Sumatera. Kedua
jenis Arwana endemik Indonesia ini sama-sama hidup di perairan yang
cenderung asam dan berair gelap.
Gambar 15. Daerah Sebaran Arwana Merah dan Arwana Perak endemik Indonesia
Danau Sentarum dikenal sebagai salah satu daerah lahan basah
(wetlands) terbesar di Asia Tenggara. Danau ini menjadi salah satu
lokasi transit bagi burung yang bermigrasi dari belahan bumi utara
untuk menghindari musim dingin. Oleh sebab itu, danau ini masuk
dalam situs yang dilindungi berdasarkan konvensi Ramsar sejak tanggal
30 Agustus 1994 dengan nomor situs 667
(http://www.ramsar.org/pdf/sitelist_order.pdf).
Arwana Merah memiliki banyak varian berdasarkan bentuk tubuh dan
warna sisiknya. Proses seleksi, budidaya termasuk kawin silang antar
spesies memungkinkan munculnya varian baru.
Dari bentuk kepalanya, hobiis mengenal 3 tipe kepala Arwana, yaitu:
normal, sendok dan king seperti tampak pada Gambar 16. Tipe normal
dimiliki kebanyakan arwana, tipe sendok dicirkan dengan bentuk kepala
yang panjang dan berlekuk ke bawah. Sedangkan tipe King ditandai dengan
ukuran kepala yang kecil dengan lekuk ekstrim. Ciri lain adalah adanya
tonjolan (bungkuk/bongkok/humpback) dekat kepala yang sepintas mirip
bentuk mahkota di atas kepala seorang Raja . Oleh karena itu, hobiis
menyebut tipe ini sebagai Arwana King
Gambar 16. Bentuk Kepala Ikan Arwana. Normal (kiri), Sendok (tengah) dan King (kanan).
Arwana King memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan
Arwana biasa. Bentuk yang unik ini mungkin terjadi akibat
mutasi/kelainan genetik. Populasi Arwana King di penangkaran tergolong
jarang sehingga harga ikan jenis ini sangat tinggi di pasaran. Varian
King ditemukan pada semua spesies Arwana termasuk Arwana Merah seperti
dapat dilihat pada Gambar 17 di bawah ini.
Gambar 17. Arwana King. Perhatikan lengkung
kepalanya yang ekstrim dan tubuhnya yang pendek. Arwana unik ini
termasuk jarang sehingga harganya sangat tinggi di pasaran.
Selain bentuk kepala, Arwana juga memiliki berbagai macam model sisik
yang unik. Ada yang memiliki 3 warna dalam satu sisik, ada yang
memiliki pola cincin yang tebal atau hanya memiliki warna dasar saja.
Gambar 18. Variasi warna sisik ikan Arwana. 1. Sisik dengan warna dasar biru (blue base) dan cincin merah. 2. Sisik dengan pola warna cincin yang tebal. 3. Sisik dengan pola cincin yang tipis.
Gambar 18 di atas menunjukkan sebagian dari variasi warna sisik
Arwana Merah. Tingkat kecerahan dan pola warna sisik sangat menentukan
harga jual Arwana. Ikan dengan warna dasar sisik biru dan cincin merah
memiliki harga jual yang lebih mahal dibandingkan warna lainnya.
Demikian pula pola cincin sisik yang tipis dan berwarna terang akan
memiliki harga jual lebih mahal dibandingkan pola cincin sisik yang
tebal.
Berdasarkan kualitas warnanya, hobiis mengenal beberapa tipe kelas
untuk Arwana. Varian Super Red, Chili Red, dan Blue Base Super Red yang
warnanya sangat cerah masuk dalam Grade 1. Jenis Arwana dengan warna
merah kurang cerah seperti Yellow Red dan Orange Red masuk dalam Grade
1.5. Sedangkan seluruh Arwana diluar Super Red, Crossback dan RTG
seperti Arwana Hijau, Pino, Red Banjar dan Yellow Banjar dikategorikan
sebagai Arwana Grade 2. Posisi Crossback, RTG dan Hybrid Arowana masih
belum jelas. Bisa Grade 1 atau 1.5 tergantung kualitas ikannya.
Gambar 19. Varian Arwana Merah. Chili Red (atas),
Super Red (tengah) dan Super Red muda (bawah). Varian in termasuk Grade 1
yang harganya mahal.
Gambar 20. Varian Arwana Merah. Chili Red (atas),
Violet Fusion Super Red (tengah) dan Blue Base Super Red (bawah). Varian
ini termasuk Grade 1 kualitas premium yang harganya sangat mahal.
Tidak semua Arwana Merah memiliki warna sisik yang menyolok seperti
Super Red. Varian Yellow Red misalnya, hanya memiliki warna merah pada
siripnya. Demikian pula varian Orange Red, hanya memiliki semburat merah
pada ujung ekornya saja. Meskipun bukan varian kelas satu, harga Arwana
ini tetaplah mahal untuk ukuran orang kabanyakan.
Gambar 21. Varian super Red. Yellow Red (atas), Dark Chili Red (tengah) dan Orange Red (bawah).
Arwana Hibrida
Untuk meningkatkan kualitas warna dan menciptakan varian baru, para
penangkar Arwana melakukan kawin silang terhadap 2 spesies Arwana
berbeda. Warna Arwana Hibrida hasil kawin silang ini sangat unik dan
eksotis yang didominasi oleh warna coklat gelap keemasan.
Arwana yang sering disilangkan adalah jenis Crossback (endemik
Malaysia) dengan Red Tail Golden (endemik Indonesia). Keduanya memiliki
keunggulan yang berbeda. Jenis Crossbak memiliki kelebihan pada warna
sisik emasnya yang lebih terang dan merata hingga punggung. Sedangkan
RTG memiliki keunggulan pada postur tubuhnya yang lebih besar dan daya
tahan tubuhnya yang tinggi.
Persilangan antara Crossback atau RTG dengan Super Red biasanya
menghasilkan Arwana dengan sisik yang lebih cerah dibandingkan RTG x
Crossback. Beberapa contoh Arwana hibrida dapat dilihat pada Gambar 22
di bawah ini.
Varian hibrida Crossback Splendour berasal dari hasil kawin silang antara Crossback dengan Super Red Grade 1 . Jika Crossback disilangkan dengan Red Tail Golden hasilnya adalah Premium RTG. Varian Premium RTG yang disilangkan dengan Crossback menghasilkan Supreme RTG.
Gambar 22. Arwana Hibrida. Crossback Splendour
adalah hasil persilangan antara Crossback Golden x Grade 1 Super Red
(atas dan tengah atas) . Supreme RTG (Crossback Golden x Premium RTG)
(tengah). RTG Splendour (Crossback Splendour x RTG) (bawah). Sumber:
http://www.otf.com.sg/species.htm.
Arwana hibrida memiliki warna yang unik dan jumlah yang terbatas.
Hibrida ini juga berasal dari induk yang diseleksi khusus. Oleh karena
itu harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan RTG biasa. Bahkan
harga Arwana hibrida ini rata-rata sama dengan harga Crossback, yaitu
dikisaran 12-20 juta rupiah.
5. Arwana Papua/Jardini/Northern Spotted Baramundi Scleropages jardinii (Saville-Kent, 1892).
Selain Sumatera dan Kalimantan, ikan Arwana juga dapat ditemukan di
Papua. Karakteristik Arwana Papua sedikit berbeda dengan Arwana Asia.
Sebagai contoh, jumlah baris sisik Arwana Papua lebih banyak yaitu:
sekitar 7-8 baris. Ukuran sisik juga lebih kecil dari Arwana Asia. Corak
warna Arwana Papua lebih kusam, dengan pola cincin melingkar seperti
bulan sabit di tepi sisik berwarna hijau atau merah. Jika terkena cahaya
lampu dari sudut yang tepat, sisik Arwana Papua akan berkilauan sangat
indah seperti mutiara. Oleh karena itu, Arwana Papua sering juga disebut
sebagai Arwana Mutiara atau Pearl Arowana.
Arwana Papua memiliki 2 varian yaitu: Red Pearl (mutiara merah) dan Green Pearl
(mutiara hijau). Arwana Red Pearl mudah dikenali dari adanya beberapa
corak seperti garis bercoret berwarna merah muda di sekitar mata dan
penutup insangnya. Tepi sisiknya yang berbentuk seperti bulan sabit pun
berwarna merah muda. Sedangkan Green Pearl berwarna lebih polos, sisik
berbintik kehijauan dengan sirip berwarna abu-abu dan hitam. Beberapa
spot putih dapat ditemukan di sirip punggung dan sirip anal (Gambar 23).
Arwana Papua dapat mencapai ukuran panjang 90 cm dengan berat
sekitar 20 kg. Arwana ini juga bersifat sangat agresif sehingga tidak
dianjurkan untuk digabung dengan jenis arwana lainnya dalam satu
akuarium. Arwana Papua banyak ditemukan di Sungai dan danau sekitar
Merauke. Arwana ini juga ditemukan di Australia utara dan Queensland.
Gambar 23. Arwana Papua dan Australia. Varian Green Pearl (atas), Red Pearl (tengah) dan Saratoga/Southern Spotted Barramundi (bawah).
6. Arwana Australia/Silver Saratoga/Southern Spotted Barramundi Scleropages leichardti (Günther, 1864).
Arwana Australia memiliki ciri yang hampir sama dengan Arwana Papua.
Sisik berwarna kecoklatan dengan cincin kedua berwarna hijau. Tepi sisik
berwarna jingga. Warna ekor hijau gelap dengan semburat jingga di
pangkal ekor. Meskipun dapat mencapai panjang 90 cm, berat Arwana
Australia ini hanya mencapai 4 kg saja. Dengan demikian Arwana Australia
termasuk jenis Arwana yang paling ramping. Arwana ini memiliki daerah
sebaran terbatas di Australia saja dan cukup populer sebagai ikan hias
akuarium. Makanannya terdiri dari udang air tawar dan serangga. Arwana
Australia juga bersifat Mouth brooder, yang dilakukan oleh induk betina.
Kedua jenis Arwana ini tidak masuk dalam daftar merah satwa yang
terancam punah oleh IUCN sehingga dapat dipastikan bahwa kedua spesies
ini masih memiliki populasi yang banyak.
7. Arwana Afrika/African Arowana Heterotis niloticus (Cuvier, 1829)
Arwana Afrika merupakan spesies Arwana yang unik. Bentuk tubuhnya
lebih mirip Araipama dibandingkan dengan Arwana pada umumnya. Keunikan
lainnya adalah makanannya yang hanya berupa plankton. Jenis ini tersebar
hampir di semua danau dan sungai besar Afrika.
Bentuk tubuh Arwana Afrika tergolong memanjang dengan ukuran pajang
hingga 100 cm dan berat 10 kg. Warna sisik didominasi abu-abu, coklat
atu perak. Kepala dan sirip ekor cenderung membulat. Mulut simetris
tanpa dilengkapi sungut pada rahang bawah.
Arwana coklat bernapas dengan mengambil oksigen langsung dari udara
melalui permukaan air. Jenis ini juga tahan terhadap musim kemarau yang
panjang. Gambar Arwana Afrika dapat dilihat pada Gambar 24 di bawah ini.
8. Arwana Perak/Silver Arowana Osteoglossum bicirrhosum (Cuvier, 1829)
Arwana perak adalah jenis Arwana yang paling populer dari Amerika
selatan. Daerah sebaran meliputi Sungai Rupununi, Oyapock, Amazon dan
sungai di Guyana. Tubuh Arwana perak umumnya pipih memanjang dengan
sisik besar berwarna perak dan sirip punggung, sirip anal dan ekor
tampak menyatu di sepanjang sisi tubuh. Bentuk tubuh Arwana ini sepintas
mirip dengan ikan layur (Trichiurus savala). Panjang tubuh dapat mencapai 90 m (Gambar 24).
Arwana ini merupakan satwa asli sungai Amazon yang terspesialisasi
hidup di daerah permukaan. Arwana perak termasuk predator yang sangat
mahir melompat keluar dari permukaan air untuk berburu mangsa. Mangsa
utamanya terdiri dari udang, serangga, ikan hingga kelelawar, burung dan
ular. Arwana Perak juga termasuk ikan yang agresif terhadap Arwana
Perak lainnya sehingga tidak boleh disatukan dalam sebuah akuarium.
Gambar 24. Arwana dari Afrika dan Brazil. Juvenil Arwana Afrika (atas), Arwana Hitam (tengah) dan Arwana Perak (bawah).
Status konservasi Arwana Perak belum jelas. Hingga tahun 2004, CITES
dan IUCN belum memasukkan jenis Arwana ini sebagai spesies yang terancam
punah. Namun laporan beberapa tahun terakhir menunjukkan adanya
penurunan populasi satwa ini di habitat aslinya akibat penagkapan yang
berlebihan. Di Brazil, Arwana Perak dewasa di tangkap untuk di makan.
Sedangkan di Kolumbia, juvenil Arwana Perak ditangkap untuk di jual
sebagai ikan hias.
9. Arwana Hitam/Black Arowana Osteoglossum ferreirai (Kanazawa, 1966)
Arwana hitam mempunyai bentuk tubuh yang hampir sama dengan Arwana
Perak. Saat fase juvenil, tubuh arwana hitam didominasi oleh warna gelap
ditambah corak kuning yang memanjang dari kepala hingga ekor. Saat
panjang tubuh mencapai 15 cm, warna berangsur-angsur berubah menjadi abu
abu perak hingga kebiruan dengan garis merah dan kuning di sepanjang
sirip dan ekor. Fenomena perubahan warna ini tidak ditemukan pada Arwana
Perak.
Mangsa utama Arwana hitam meliputi udang, serangga, ikan, kelelawar,
burung dan ular. Seekor bayi monyet juga pernah ditemukan dalam perut
seekor Arwana hitam yang tertangkap jaring. Kemungkinan bayi monyet ini
terjatuh ke dalam sungai saat terlepas dari induknya.
Daerah sebaran Arwana hitam meliputi Sungai Negro di Brazil dan Kolumbia serta daerah hulu sungai Essequibo di negara Guyana.
10. Arapaima/Pirarucu/Paiche Arapaima gigas (Cuvier, 1829)
Arapaima dikenal sebagai salah satu ikan air tawar terbesar di dunia.
Panjang dapat mencapai 3 meter dengan bobot hingga 200 kg. Ikan ini
memiliki bentuk tubuh memanjang dengan sisik seperti belah ketupat.
Warna sisik umumnya abu-abu kehitaman dengan tepi sisik berwarna jingga
cerah (Gambar 26).
Araipama termasuk predator yang terspesialisasi untuk menunggu mangsa
di permukaan air. Mangsa utama terdiri dari udang-udangan dan ikan
kecil lainnya. Ikan ini dilengkapi dengan organ labirin yang
memungkinkannya untuk hidup di perairan yang dangkal saat musim kemarau
dengan suplai oksigen minim. Araipama bernapas dengan mengambil udara
dari permukaan air (air breather) dan memiliki kemampuan yang baik untuk meloncat dari permukaan air ke udara saat berburu atau menghindari bahaya.
Gambar 25. Arapaima yang tertangkap di Brazil
Saat ini populasi Araipama di Sungai Amazon Brazil semakin menurun
akibat kegiatan penangkapan yang berlebihan. Araipama di tangkap
hidup-hidup dengan menggunakan jaring untuk di ekspor ke luar negeri
sebagai ikan hias. Sedangkan untuk kebutuhan konsumsi, penangkapan
dilakukan dengan menggunakan tombak atau tembak ikan.
Gambar 26. Sisik Arapaima
Saat ini, penangkapan Arapaima untuk kebutuhan komersial telah
dilarang oleh pemerintah Brazil. Penangkapan Araipama untuk olahraga dan
hobby seperti Gambar 25 di atas, masih diizinkan dengan syarat harus
melepaskan kembali ikan yang berhasil ditangkap. Hanya penduduk asli
pedalaman yang diizinkan menangkap Araipama untuk di konsumsi, itupun
dengan alat tradisional.
Di Indonesia, Araipama dapat dilihat di akuarium raksasa Sea World
Indonesia di kawasan Ancol Jakarta. Kegiatan memancing Araipama untuk
wisata/hobby telah tersedia di beberapa danau di Malaysia dan Thailand.
Dari 10 jenis Arwana yang diuraikan di atas, 3 diantaranya termasuk
Arwana endemik yang secara alami hanya dapat ditemukan di Indonesia,
yaitu: Arwana Emas, Arwana Perak dan Arwana Merah (Super Red). 2 Jenis
lainnya, yaitu Arwana hijau dan Arwana Papua, secara alami juga dapat
ditemukan di Indonesia. Jenis Arwana lainnya seperti Arwana Silver,
Arwana Australia, Arwana hitam, Arwana Afrika dan Araipama berasal dari
luar negeri, namun diketahui telah ditangkarkan dan diperjualbelikan di
Indonesia.
Konservasi Arwana
Arwana adalah ikan hias termahal dan diakui sebagai salah satu ikan
hias terindah di dunia. Ikan purba ini dapat mencapai umur antara 30-90
tahun di alam liar. Ikan ini dikembangbiakkan di tambak khusus. Butuh
waktu 8 tahun bagi Arwana Super Red untuk mencapai warna tubuh yang
stabil. Bagi masyarakat Asia, Arwana adalah titisan naga yang
melambangkan kemakmuran dan keberuntungan.
Beberapa spesies Arwana seperti Arwana Super Red termasuk dalam
daftar IUCN sebagai satwa yang terancam punah. Demikian pula dengan
CITES yang memasukkan Arwana Super Red dalam Appendix I sebagai satwa
yang tidak boleh diperjualbelikan kecuali dari hasil penangkaran yang
ditunjukkan dengan surat keterangan/sertifikat. Hal inilah yang
menyebabkan mengapa harga Arwana menjadi mahal.
Populasi Arwana liar di Indonesia hampir dapat dipastikan sudah
semakin jarang. Oleh karena itu, upaya pelestarian perlu dilakukan
dengan perlindungan habitat, re-stocking populasi, dan penangkaran. Saat
ini, Singapura dan Malaysia menjadi pemasok utama Arwana hasil
penangkaran ke pasar internasional.
Gambar 27. Sertifikat Arwana yang menjelaskan asal
usul ikan lengkap dengan no ID/mikrochip. Sertifikat ini adalah salah
satu contoh yang dikeluarkan oleh pihak penangkar Arwana di Malaysia.
Proses Pemasangan microchip dapat dilihat di :
http://www.malaysia-arowana.com/microchip.html
Referensi Utama : Pouyaud, Laurent., Sudarto, Guy G. Teugels. 2003. The Different Colour Varieties of The Asian Arowana Scleropages formosus (Osteoglossidae) are Distinct Species: Morphologic and Genetic Evidences. Cybium 2003, 27 (4): 287-305.
Harga Arwana
Mahal tidaknya harga seekor Arwana tergantung pada banyak hal, di
antaranya: ukuran, pola warna, kesempurnaan bentuk tubuh, keunikan,
kelangkaan, prestasi (pernah juara kontes atau tidak), perilaku ikan
(interaksi ikan dengan manusia) dan umur. Biaya administrasi seperti
sertifikat, microchip dan pengiriman via kapal laut juga menjadi faktor
penyebab mahalnya ikan Arwana.
Ikan yang sangat unik dan langka seperti juvenil crossback kembar
siam (dua kepala 1 badan) dijual dengan harga fantastis Rp 812 juta
rupiah. Ini baru harga juvenilnya….. !!! Bagaimana dengan harga ikan
dewasa ???.
Dari daftar harga di bawah ini, dapat diketahui
bahwa harga rata-rata ikan Arwana Super Red masih menjadi yang termahal
dengan kisaran 20 -80 juta. Ikan endemik asli Indonesia ini memang
diakui oleh hobiis sebagai spesies Arwana yang paling indah. Harga
varian Crossback asal Malaysia juga tidak jauh berbeda dengan Super
Red. Arwana ini juga memiliki warna dan corak yang indah sehingga sangat
wajar jika dijual dengan harga yang tinggi.
Berikut ini adalah contoh daftar harga berbagai jenis ikan Arwana di
Inggris (Kurs Rp 14.000) dan Thailand (Kurs Rp. 10.000). Daftar harga
ini termasuk patokan harga terendah untuk masing-masing jenis Arwana.
Sumber: www.arowana.co.uk/arowana-shop-productlist.php?category=arowana
Tabel 1.Daftar Harga ikan Arwana
Jenis Arwana | Varian | Harga dalam Poundsterling Inggris (GBP) |
Harga (dalam jutaan Rupiah) | Harga jual di Negara |
Arwana Hijau | Green Arowana | 120 | 1,68 | Inggris/Great Britain |
Arwana Perak | Red Banjar | 200 | 2,8 | Inggris/Great Britain |
Arwana Emas Indonesia | Red Tail Golden (RTG) | 350 | 4,9 | Inggris/Great Britain |
Arwana Emas Indonesia | Highback RTG | 650 | 9,1 | Inggris/Great Britain |
Arwana Emas Malaysia | Crossback Golden | 1300 | 18,2 | Inggris/Great Britain |
Arwana Emas Malaysia | Blue Base Crossback | 1350-2800 | 18,9 – 39,2 | Inggris/Great Britain |
Arwana Emas Malaysia (Sangat Jarang) | Siamese Double Headed Crossback Golden (Kembar Siam 2 Kepala) | 58000 | 812 | Inggris/Great Britain |
Arwana Merah | Super Red | 1200-5200 | 16,8 – 72,8 | Inggris/Great Britain |
Arwana Merah | Chili Red | 1100 | 15,4 | Inggris/Great Britain |
Arwana Merah | Violet Fusion Super Red | 1350 | 18,9 | Inggris/Great Britain |
Arwana Merah | Super Red King | 4000 | 56 | Inggris/Great Britain |
Hybrid: RTG x Super Red | RTG Splendour | 850 | 11,9 | Inggris/Great Britain |
Hybrid: Crossback x Super Red | Red Splendour Crossback (Tong Yang) | 1400 | 19,6 | Inggris/Great Britain |
Arwana Perak Brazil | Silver Arowana | USD 30 | 300 ribu Rupiah | Thailand |
Arwana Papua | Jardini Arowana | USD 30 | 300 ribu Rupiah | Thailand |
0 komentar:
Posting Komentar