tag:blogger.com,1999:blog-16527632544190766922024-03-13T20:00:26.898-07:00Informasi IKan TernakMemelihara ikan menjadi Hoby dan Bisnisgarahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.comBlogger50125tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-83776168899453517442012-10-15T00:32:00.000-07:002012-10-15T00:32:45.766-07:00Parameter Air Kolam yang Sehat <div class="artikel" style="text-align: justify;">
<div class="tab_1" id="foto1" style="display: block;">
<img src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/01/10/1159116620X310.jpg" width="650" /><br />
<div class="font10">
<br /></div>
Setidaknya
ada empat parameter kualitas air yang perlu diperhatikan. Empat
parameter itu meliputi suhu air, keasaman dan kebasaan, kandungan
oksigen, dan kandungan garam.</div>
</div>
<div class="right w310 pl_10 pb_10 pt_5" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>KOMPAS.com </b>-
Untuk mendapatkan kolam ikan yang sehat, Anda harus menjaga kondisi
airnya dalam keadaan selalu baik dan sehat. Kondisi air kolam sehat akan
membuat ikan tidak mudah sakit.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setidaknya ada empat parameter
kualitas air yang perlu diperhatikan agar kolam Anda selalu dalam
kondisi sehat. Empat parameter itu meliputi suhu air, keasaman dan
kebasaan, kandungan oksigen, dan kandungan garam. Simak catatan tentang
empat parameter tersebut: </div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Suhu air </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Suhu
air bisa mempengaruhi pertumbuhan vegetasi air dan permintaan oksigen di
dalam kolam. Peningkatan suhu air akan menyebabkan oksigen berkurang.
Selain itu, tanaman dan ikan akan membutuhkan oksigen lebih banyak
karena tingkat respirasinya meningkat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada dasarnya, ikan seperti
ikan koi tidak memiliki masalah dengan suhu. Umumnya, ikan kuat
menghadapi perubahan suhu. Hanya, jika ikan didatangkan dari luar, maka
harus beradaptasi dengan air di Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
Perubahan suhu air bisa
mengakibatkan perubahan kebiasaan ikan. Semakin dingin, maka nafsu
makan dan pertumbuhannya justru melambat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat seperti ini, porsi makanan sebaiknya dikurangi. Karena bila tidak dimakan akan membusuk dan membuat air terkontaminasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Keasaman dan kebasaan </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Keasaman
atau kebasaan air diukur dengan pH meter. Keasaman adalah salah satu
faktor penting kualitas air yang mempengaruhi kesehatan ikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Derajat
keasaman diukur oleh kuantitas hidrogen dan hidroksil yang ada di air
kolam. Skala pengukurannya dari 1 - 14. Jika ion hidrogen terlalu
banyak maka pH terlalu asam. Sedangkan jika hidroksilnya lebih tinggi
maka air terlalu basa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Air kolam ikan umumnya membutuhkan derajat
keasaman 6,9 - 8. Angka ini mendekati nilai normal derajat keasaman.
Ada banyak kemungkinan mengapa nilai pH di bawah atau di atas nilai
normal. Seperti banyaknya asam karbon dari sisa metabolisme ikan, hal
ini dipicu filter yang tidak bekerja baik, serta air kolam tidak rutin
diganti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kandungan oksigen </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Kandungan
oksigen di dalam air harus mencukupi. Untuk kolam ikan koi, misalnya,
kandungan yang dibutuhkan sekitar 6 miligram per liter. Kurang kadar
oksigen, maka akan menyebabkan kematian ikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kandungan oksigen
terkait suhu air, sehingga apabila ada kenaikan suhu air, maka kandungan
oksigennya turun, dan demikian sebaliknya. Turunnya kadar oksigen bisa
disebabkan jumlah tanaman air yang tidak seimbang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Banyaknya ikan
di dalam kolam, serta sirkulasi air yang tidak baik saat masuk ke dalam
filter juga menyumbang berkurangnya oksigen. Untuk menjaga kestablian
kadar oksigen, buatlah sistem aerasi yang baik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kandungan garam </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski
kolam ikan berisi air tawar, kandungan airnya boleh mengandung sedikit
garam. Guna garam untuk menetralkan zat amonia dan nitrat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Amonia
adalah limbah yang dihasilkan melalui pembusukan kotoran ikan. Dalam
kadar tertentu dapat membahayakan ikan tersebut. Kadar garam yang
diijinkan adalah 0,15 - 0,20 persen. Kandungan garam terlalu tinggi bisa
merusak tanaman air, juga mengganggu kerja batu zeolit pada filter.
Untuk mengukur kadar garam, Anda bisa menggunakan <i>salinity meter</i>, yang harganya sekitar Rp 700-Rp 800 ribu. <b>(Al Anindito Pratomo)</b></div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-11737867685917120912012-10-15T00:18:00.000-07:002012-10-15T00:20:51.141-07:00Aneka Ikan Arwana<b>Jenis-jenis Arowana</b><br />
<br />
Arowana ada beberapa jenis. Berdasarkan daerah penyebarannya terdapat 5 spesies Arowana sampai saat ini:<br />
<blockquote>
1. Arwana Asia <i>(Scleropages formosus)</i></blockquote>
<blockquote>
2. Arwana Irian <i>(Scleropages jardinii)</i></blockquote>
<blockquote>
3. Arwana Australia <i>(Scleropages leichardti)</i></blockquote>
<blockquote>
4. Arwana Silver <i>(Osteoglossum bicirrhosum)</i></blockquote>
<blockquote>
5. Arwana Hitam <i>(Osteoglossum ferreirai)</i></blockquote>
<b>Super Red Arwana </b><br />
<br />
<img alt="" border="0" src="http://www.anismerah.com/images/ikan/arwana/arwana1.JPG" /><br />
<br />
Arowana jenis ini berasal dari Indonesia, tepatnya di pulau Kalimantan
bagian barat di sungai kapuas dan danau sentarum. Arowana jenis ini pada
dasarnya terbagi lagi menjadi beberapa varietas berdasarkan warna,
yaitu warna merah darah (blood red), merah cabe/cabai (chili red), merah
oranye (orange red).<br />
<br />
Arowana jenis ini sudah memiliki warna merah pada sirip, ekor, dayung
dan sungut sejak kecil yang kemudian akan muncul juga di bagian pipi dan
pinggir insang. Ring akan mulai terlihat sejak mencapai ukuran 25 cm,
namun belum mengeluarkan warna merah. Warna merah pada badan akan mulai
keluar saat ikan berumur kurang lebih 3-4 tahun. Namun para hobbies
sering kali menggunakan trik-trik untuk membantu mempercepat
perkembangan warna, seperti tanning, pemberian pakan yang bagus untuk
perkembangan warna, atau dengan menempatkan ikan di kolam yang terkena
sinar matahari langsung.<br />
<br />
Adapun yaitu purple red adalah tipe super red yang langka. Warna
badannya merah dengan bagian tengah sisik berwarna biru atau ungu tua.<br />
<br />
<br />
<b>Cross Back Golden (X Back Golden) </b><br />
<br />
<img alt="" border="0" src="http://www.anismerah.com/images/ikan/arwana/arwana2.JPG" /><br />
<br />
Varietas cross back golden / x back golden ini berasal dari Malaysia,
seperti di daerah Perak, Johor, Bukit Merah dan Trengganu. Golden cross
back / x back merupakan salah satu dari varietas arowana golden.<br />
<br />
Arowana ini di sebut cross back / x back karena pada saat dewasa ring
pada sisik bisa sampai melewati punggung. Warna emas yang dimiliki
arowana varietas ini cenderung lebih terang/mengkilap. Golden cross back
sedikit susah untuk di dapatkan, sehingga harganya pun lebih mahal dari
varietas lainnya seperti Super Red.<br />
<br />
Yang unik dari varietas ini adalah warna dasarnya yang beragam, mulai
dari blue base, purple base, silver base dan gold base. Khusus untuk
jenis yang memiliki warna gold base, lebih cepat mencapai warna yang
penuh (umur muda).<br />
<br />
<br />
<b>Red Tail Golden Arwana (RTG) </b><br />
<br />
<img alt="" border="0" src="http://www.anismerah.com/images/ikan/arwana/arwana3.JPG" /><br />
<br />
Red tail golden (RTG) adalah salah satu varietas golden yang berasal
dari Indonesia, khususnya Pekan baru - Sumatera. RTG sifatnya lebih
agresif dari X Back. Seperti halnya X Back, RTG juga memiliki keragaman
warna dasar/base color seperti, blue base, green base dan gold base. RTG
dapat tumbuh lebih besar dari pada X Back.<br />
<br />
Kekurangan dari RTG adalah warna sisik pada umumnya tidak bisa sampai
melewati punggung dan hanya sampai pada level sisik ke 4 (dihitung dari
bawah badan ke atas).<br />
<br />
<br />
<b>Banjar Red Arwana </b><br />
<br />
Jenis ini sering kali dianggap sebagai varietas arowana merah kelas dua.
Walau begitu, jenis ini tetap memiliki ciri & khasnya sendiri.
Sehingga para hobbies masih tetap memburu arowana jenis ini sebagai
koleksi. Warna sisiknya yang memiliki warna dasar kehijauan &
membentuk seperti tapal kuda dan sedikit merah muda di usia dewasa
membuat arowana jenis ini cukup unik.<br />
<br />
Banjar red di usia mudanya, ukuran 10-15 cm terlihat sangat mirip dengan
arowana super red. Dari warna ekor dan sirip yang kemerahan, begitu
juga dengan dayung hampir sama dengan arowana super red. Namun setelah
mencapai ukuran 15-20 cm pada umumnya warnanya mulai berubah. Ekor mulai
terlihat oranye. Banjar red tidak memiliki ring pada umumnya, sama
halnya dengan green arowana. Harga dari banjar red pun lebih mahal dari
green arowana (pino).<br />
<br />
<br />
<b>Green Arwana (Pino)</b> <br />
<br />
<img alt="" border="0" src="http://www.anismerah.com/images/ikan/arwana/arwana4.JPG" /><br />
<br />
Di sebut green arowana karena jenis ini memiliki warna dasar hijau.
Meski pun tidak memiliki ring (warna mengkilap di pinggir sisik) seperti
saudaranya super red, RTG / X Back, green arowana juga memiliki
keindahan tersendiri. Varietas ini bisa ditemukan di Malaysia, Kamboja,
Thailand, Indonesia & Myanmar. Green arowana biasa dikalangan
hobbies di sebut arowana pino.<br />
<br />
<br />
<b>Jardini Arwana (Irian) </b><br />
<br />
<img alt="" border="0" src="http://www.anismerah.com/images/ikan/arwana/arwana5.JPG" /><br />
<br />
Warna yang dimiliki varietas arowana ini cukup unik. Warna dasarnya
adalah hitam kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik kunign ke emasan
pada bagian tengah sisik-sisiknya, bahkan di bagian kepala (pipi) sampai
pada sirip & ekornya pun terdapat bintik-bintik kuning tersebut.
Jardini berasal dari australia, meski sering ditemukan di pulau Irian.
Maka dari itu jenis ini juga terkadang disebut arowana Irian oleh para
hobbies.<br />
<br />
Jardini arowana sebenarnya ada dua jenis warna, yaitu warna dasar lebih
gelap dan yang lebih terang. Yang memiliki warna dasar lebih gelap
adalah scleropqges jardini dan yang memiliki dasar lebih terang adalah
scleropqges leichharti.<br />
<br />
<br />
<b>Silver Arwana (Brazil) </b><br />
<br />
<img alt="" border="0" src="http://www.anismerah.com/images/ikan/arwana/arwana6.JPG" /><br />
<br />
Arowana Brazil atau biasa disebut Arowana Silver memiliki bentuk tubuh
yang berbeda. Dengan bentuk tubuh yang panjang dan sirip yang panjang
pula, mulai dari bagian tengah badan sampai pada ujung ekor memberi
kesan yang sangat anggun saat berenang. Arowana ini dapat tumbuh sampai
50 - 60 cm. Jenis ini berasal dari Amerika Selatan, namun saat ini sudah
dapat di kembang biakkan di indonesia. Memang harga dari Arowana jenis
ini lebih murah dari jenis Jardini. Namun jika arowana ini sudah
berukuran besar sangat indah untuk di pandang.<br />
Belakangan tersiar kabar bahwa jenis ini sudah ada dengan warna platinum
silver (warna silvernya menyerupai warna platinum & merata di
seluruh tubuhnya).<br />
<br />
<br />
<b>Black Arwana </b><br />
<br />
<img alt="" border="0" src="http://www.anismerah.com/images/ikan/arwana/arwana7.JPG" /><br />
<br />
Varietas ini juga berasal dari Amerika Selatan dan memiliki bentuk tubuh
yang sama dengan silver arowana, namun pada bagian sirip sampai ekor
memiliki warna hitam. Konon warna hitam tersebut lambat laun akan
memudar saat arowana mulai dewasa.<br />
<br />
<br />
<b>African Arwana </b><br />
<br />
<img alt="" border="0" src="http://www.anismerah.com/images/ikan/arwana/arwana8.JPG" /><br />
<br />
Seperti namanya, jenis arowana ini hanya ditemukan di Afrika. Bentuk
tubuhnya hampir menyerupai silver arowana, namun bentuk kepalanya lebih
bulat.garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-60596448409607288632012-10-11T23:36:00.003-07:002012-10-11T23:36:38.325-07:00Pembesaran Lele Dumbo Di Kolam Terpal<h3 class="post-title">
Pembesaran Lele Dumbo Di Kolam Terpal
</h3>
<div style="text-align: justify;">
Kolam terpal adalah kolam yg dindingnya menggunakan terpal. Keuntungannya menggunakan kolam terpal :</div>
<ul style="text-align: justify;"><a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Lele"><img alt="http://buka-mata.blogspot.com/2012/04/tehnik-cara-pembesaran-lele-dumbo-di.html" border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-qFIq2ygmXPw/T7XFnsGr7kI/AAAAAAAAARs/ImovccLZaeY/s1600/buka-mata.blogspot.com.jpg" /></a>
<li><a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Lele">Biaya lebih ringan dari pada kolam semen.</a></li>
<li><a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Lele">Ikan lebih aman dari pemangsa liar.</a></li>
<li><a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Lele">Dilengkapi pengatur volume air yg bermanfaat utk memudahkan pergantian air maupun panen.</a></li>
<li><a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Lele">Lele tampak lebih bersih.</a></li>
<li><a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Lele">Lebih jarang terkena penyakit.</a></li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
A. Cara Pengisian Air di Kolam Terpal</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Sikat terpal utk menghilangkan zat kimia yang menempel pada terpal yang dapat menyebabkan kematian ikan lele dumbo.</li>
<li>Kemudian keringkan kolam kira-kira 1 hari, kemudian masukkan air dgn ketinggian 30 cm.</li>
<li>Diamkan kolam selama satu minggu.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
B. Cara Memasukkan Bibit Ikan Lele Dumbo</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Siapkan bibit ikan lele dumbo ukuran 3 – 5 cm sebanyak 2.000 ekor dgn ukuran kolam 3m x 4m x 1m.</li>
<li>Bibit yg baru dibeli jangan langsung dimasukkan ke dlm kolam, tetapi
masukkan dulu ke dlm ember, kemudian masukkan air dari kolam ke dlm
ember sedikit demi sedikit. Utk penambahan air dijadikan tiga tahap agar
bibit lele dpt beradaptasi dgn suhu air kolam, nah setelah itu bibit
baru dpt dimasukkan ke dlm kolam.</li>
<li>Sebaiknya bibit yang dimasukkan adl bibit yg sudah bisa memakan
pallet butiransupaya mempermudah pemberian pakan & mengurangi
terjadinya kematian pada bibit ikan lele dumbo..</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
C. <a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Lele">Pembesaran Lele Dumbo</a></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal-hal yg perlu diperhatikan dlm pembesaran lele dumbo dikolam terpal :</div>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Hal pertama yg perlu diperhatikan dalam “Tehnik/ Cara <a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Lele">Pembesaran Lele Dumbo Di Kolam Terpal</a>”
adalah pergantian air & penambahan air. Bila air sudah kotor, maka
pergantian air perlu segera dilakukan. Pergantian air dpt dilakukan 1
bulan 1 kali utk bulan pertama & kedua. Kemudian utk bulan ketiga
pergantian air dilakukan dua minggu sekalikarena pada bulan ketiga
populasi lele semakin padat & pemberian pakan semakin banyak. Cara
mengganti air adalah dengan membuka saluran pengeluaran hingga air
hampir kering. Kemudian disortir dgn memisahkan ikan lele dumbo
berdasarkan besarnya lele, supaya ikan yg lebih besar tidak memangsa yg
lebih kecil. Jika setelah air sudah diganti kemudian dlm beberapa hari
timbul bau anyir & warnanya kecoklatan, maka perlu dibuatkan
sirkulasi air. Cara menambahkan air di kolam terpal adalah tambahkan air
hingga tinggi air kembali pada posisi normal. Penambahan air dilakukan
dari tinggi air 30 cm hingga menjadi 80 cm dan dilakukan secara bertahap
setiap bulannya, dlm sebulan air perlu ditambah sekitar 15 – 20 cm.</li>
</ul>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Hal kedua yg perlu diperhatikan dalam “Tehnik/ Cara Pembesaran Lele
Dumbo Di Kolam Terpal” adalah pemberian pakan ikan lele dumbo. Pakan
ikan lele dumbo yg diberikan adalah pakan pabrikan & harus
disesuaikan dgn besar mulut ikan. Utk kegiatan pembesaran ikan maka
pemberian pakan awal adalah F999 (bibit yang yang sudah bisa memakan
pallet butiran) sampai umur ikan 2 minggu, kemudian 781-2 sampai umur
ikan 2 bulan & 781 sampai umur ikan lele siap di panen yaitu 3
bulan. Konfersi pakan 1 kg dpt menghasilkan 1 kg daging ikan. Untuk
menekan biaya pakan maka dpt diberikan pakan tambahan ayam tiren, usus
ayam & keong mas saat ikan berusia 1 bulan samapai 3 bulan, namun
dianjurkan untuk merebusnya terlebih dahulu. </li>
</ul>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Hal ketiga yg perlu diperhatikan dalam “Tehnik/ Cara Pembesaran
Lele Dumbo Di Kolam Terpal” adalah panen. Panen ikan lele dikolam terpal
dpt dilakukan dgn cara panen sortir atau dgn panen sekaligus. Jika
panen sortir maka harus memilih ikan yg sudah layak utk dikonsumsi &
biasanya ukurannya untuk 1 kilonya berjumlah 5-10 ekor atau sesuai dgn
keinginan pasar, kemudian ukuran yg kecil dipelihara kembali. Tetapi
jika panennya sekaligus maka biasanya dgn menambah umur ikan lele dumbo.</li>
<li>smbr:empat-mata </li>
</ul>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-27557355332224662072012-10-11T23:26:00.005-07:002012-10-11T23:31:57.683-07:00Budidaya Ikan Maskoki<div class="post-thumb" style="text-align: justify;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Mas%20KOKI"><img alt="kolam budidaya ikan maskoki" class="attachment-post-thumbnail wp-post-image" height="300" src="http://budidaya-ikan.com/wp-content/uploads/2012/05/kolam-budidaya-ikan-maskoki-600x300.jpg" title="kolam budidaya ikan maskoki" width="600" /></a> </div>
<div class="post-entry" style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wadah yang dapat digunakan untuk membudidayakan ikan maskoki
diantaranya : bak semen, bak fiber, kolam atau akuarium. Pemilihan wadah
budidaya ini sangat bergantung kepada skala produksi budidaya maskoki.
Wadah budidaya maskoki ini sebaiknya ditempatkan di ruang teduh.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Akuarium yang berbentuk bulat sangat cocok untuk memelihara maskoki
yang tubuhnya bulat gempal. Akuarium bulat yang berdiameter 15 cm cocok
untuk<br />
<br />
memelihara maskoki yang tubuhnya berukuran kecil, sekitar 3-4 cm
sebanyak tiga ekor. Jika berukuran sedang (5-6 cm), akuarium hanya diisi
dua ekor. Akuarium ini tidak cocok memelihara maskoki yang berukuran
tubuh besar (6,5—8 cm) ke atas.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Jika mau memelihara maskoki yang berukuran besar sampai jumbo,
akuarium persegi empat dapat dipilih karena ukuran akuariumnya
bervariasi. Akuarium yang berukuran 60 cm x 30 cm x 35 cm dapat diisi
maskoki ukuran kecil sebanyak 8 ekor atau 6 ekor maskoki berukuran
sedang. Bila akan memelihara maskoki berukuran besar, dapat dimasukkan 3
ekor, sedangkan maskoki berukuran extra large (10—12 cm) cukup satu
ekor saja. Jika mau memeihara seekor maskoki yang berukuran jumbo (14—15
cm) harus menggunakan akuarium berukuran 80 cm x 40 cm x 37 cm. Selain
itu, akuarium persegi empat sangat sesuai untuk memelihara maskoki yang
tubuhnya berbentuk bulat panjang.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Strain maskoki yang cocok dipelihara di dalam akuarium adalah maskoki
yang keindahan warna dan keunikan tubuhnya cenderung dinikmati dan sisi
samping (side view) seperti red-white tossa, panda dragon eyes,
chocolate oranda red pompom, red cap oranda, red-white ranchu, dan big
head pearlscale combination colour. Wadah yang cocok untuk pemeliharaan
maskoki selain akuarium yaitu kolam bak semen, bak fiberglass, dan
kontainer kecil yang terbuat dan plastik. Adapun ukuran dan bentuk kolam
bak semen disesuaikan dengan luas tanah yang akan digunakan.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk pemeliharaan maskoki berukuran extra large sampai jumbo dengan
jumlah 10- 15 ekor dibutuhkan kolam berukuran 200 cm x 300 cm dengan
kedalaman air 15 cm. Bila menggunakan baik fiberglass berukuran 100 cm x
150 cm x 40 cm, dapat untuk memelihara maskoki ukuran large sebanyak
10—12 ekor. Bila memilih kontainer kapasitas 70 liter cukup diisi tiga
ekor maskoki berukuran large atau satu ekor maskoki berukuran extra
large dan jumbo. Tidak ada strain maskoki yang khusus dipelihara di
dalam bak/kolam. Akan tetapi, bila keindahan warna dan keunikan bentuk
fisiknya terletak pada bagian atas maka bak atau kolam dapat dipilih
untuk wadahnya. Strain maskoki yang keindahaimya cenderung dinikmati dan
posisi atas (top view) antara lain strain ranchu (seperti red-white
ranchu), strain bubble eyes, dan strain butterfly.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sarana pendukung utama yang harus disediakan di dalam akuarium di
antaranya aerator atau blower yang berfungsi sebagai pemasok oksigen ke
dalam air. Selain itu, juga disediakan silkulator (aquarium liquid
filter) yang berfungsi ganda sebagai penyaring kotoran dan pemasok
oksigen. Sarana pendukung lain yang juga berfungsi sebagai alat
pembersih kotoran yaitu selang penvifon dan serokan. Sementara sarana
pendukung lain yang tidak kalah pentingnya adalah lampu UV (ultra violet
biolite) yang berfungsi sebagai penerang, terutama pada malam hari.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Gunakan lampu UV 10 watt untuk akuarium berukuran 60 cm x 30cm x 35
Cm dan berukuran 80 cm x 40 cm x 37 cm, serta kontainer mini
berkapasitas 70 liter. Untuk bak fiberqlass 100 cm x 150 cm sebaiknya
dipasang lampu 25 watt. Sementara untuk kolam berukuran 200 cm x 350 cm x
50 cm, lampu yang digunakan UV 40 watt. Patut diketahui, lampu neon
memancarkan cahaya yang tidak menimbulkan panas sehingga tidak
meningkatkan suhu air. (Pusluh KKP /Goldfish Garage)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
smbr _budidaya-ikan </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-83421196102912009072012-10-11T23:24:00.002-07:002012-10-11T23:30:22.712-07:00Memilih Benih Lele Yang Baik<div class="post-thumb">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Bibit%20Ikan"><img alt="Cara Memilih Bibit Lele Sangkuriang" class="attachment-post-thumbnail wp-post-image" height="300" src="http://budidaya-ikan.com/wp-content/uploads/2012/05/caramemilihbibitlele-600x300.jpg" title="caramemilihbibitlele" width="600" /></a> </div>
<div class="post-entry">
Kualitas benih ikan lele yang akan dibudidayakan sangat
menentukan kesuksesan budidaya lele. Salah memilih benih lele bisa jadi
usaha budidaya lele akan mengalami kegagalan. Ada sejumlah kriteria yang
setidaknya harus anda perhatikan sebelum membeli benih lele. Berikut
tips singkat cara memilih benih lele yang berkualitas.<br />
<ol>
<li><b>Beli dari Pembudidaya Benih Lele CPIB</b><br />
Beli benih lele dari balai benih atau pembudidaya benih lele yang telah
mengantongi sertifikasi CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik). Hal ini
untuk memastikan bahwa benih berasal dari induk lele yang unggul dan
telah menerapkan cara pembenihan ikan yang baik.</li>
<li><b>Amati Fisik dan Gerakannya</b><br />
Secara fisik benih lele yang berkualitas memiliki ukuran tubuh yang
proporsional (ukuran kepala dan tubuh seimbang), tidak cacat, tidak
luka, sungut tidak pucat dan warna tubuh cerah dan mengkilap. Selain itu
ciri benih lele yang sehat adalah gerakan aktif, lincah, tidak
menggantung serta tidak bergerombol di pojok kolam</li>
<li><b>Ukuran Seragam</b><br />
Perhatikan mengenai keseragaman ukuran benih. Ukuran benih lele yang
tidak seragam akan berakibat pertumbuhan lele menjadi tidak serempak.
Seperti diketahui bawah ikan lele bersifat kanibal. Jika lapar, ikan
lele yang berukuran besar akan memangsa lele lain yang ukurannya lebih
kecil.</li>
</ol>
</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-11546156020480442252012-10-11T23:22:00.002-07:002012-10-11T23:22:53.002-07:00Pembenihan Ikan Lele<h1 class="pageTitle">
Pembenihan Ikan Lele</h1>
<br />
<div style="text-align: center;">
<img alt="" src="http://img.carapedia.com/images/article/pembenihan%20lele.jpg" style="height: 411px; width: 612px;" /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Pembenihan ikan lele merupakan salah satu
bagian dari budidaya ikan lele dengan cara mengawinkan indukan untuk
mendapatkan anakan yang siap dipasarkan. Sistem pembenihan terdiri dari 3
jenis, yaitu: sistem massal dimana meletakkan satu pejantan dan
beberapa betina di dalam kolam, sistem budidaya pasangan dimana dalam
satu kolam diletakkan hanya 1 pasang indukan saja, dan yang terakhir
adalah sistem pembenihan hyphofisasi (suntik) dimana akan ada 1 indukan
yang dikorbankan sebagai donor kelenjar hyphofise. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Berikut ini adalah cara pembenihan ikan lele dengan menggunakan sistem alami:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">I. PEMATANGAN GONAD</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Proses ini dilakukan di kolam seluas 50 -
200 m2 dengan tingkat kepadatan antara 2 - 4 kg/m2. Jumlah pakan yang
diberikan berupa pelet dengan berat 3% dari berat tubuh ikan setiap
harinya</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">II. SELEKSI INDUK</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Seleksi dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat kematangan indukan yang akan dipijahkan. Pilih
indukan betina dengan ciri: perut yang buncit dan bila dipijit ke arah
lubang kelamin akan keluar telur yang berwarna kuning tua. Sedangkan
untuk indukan jantan bisa dilihat dari warna tubuh yang gelap serta
warna alat kelamin yang kemerahan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">III. PEMBEROKAN</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Proses ini dilakukan dalam bak/kolam
seluas 4 - 6m2 dengan tinggi 1m selama 1-2 hari. Tujuan dari pemberokan
adalah untuk membuang dan mengurangi kandungan lemak pada gonad. Periksa
kembali kematangan indukan setelah proses pemberokan selesai</span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">IV. PENGURUTAN</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Proses ini disebut juga dengan proses
pemijahan. Dalam proses pemijahan alami, satukan indukan jantan dan
betina ke dalam bak yang telah diberi ijuk. Lakukan pengurutan 8 - 10
jam setelah penyuntikan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">V. PENDEDERAN</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 14px;">Setelah larva anakan muncul dan ukurannya
menjadi semakin besar, maka langkah selanjutnya adalah pendederan.
pendederan ini merupakan proses pemisahan anakan berdasarkan ukuran
tubuh dan memindahkannya ke dalam bak sendiri. Setelah umurnya 3-4 hari
maka anakan tersebut siap untuk diberi makan tambahan.</span></div>
<div>
</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-54820491284177543512012-10-10T20:46:00.001-07:002012-10-10T20:46:43.170-07:00Berternak Ikan NILa <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Nila"><img border="0" height="217" src="http://3.bp.blogspot.com/-pzkf0pRB3Oc/UHZAa4s9MyI/AAAAAAAAA2s/IkwJJdC9gB4/s320/budidaya+ikan+nila.png" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyiapan Sarana dan Peralatan<br /><br /> 1) KOLAM<br /> Sarana berupa kolam yang perlu disediakan dalam usaha budidaya ikan nila tergantung dari sistim pemeliharaannya (sistim 1 kolam, 2 kolam dlsb). Adapun jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan nila antara lain:<br /><br /><br />a) Kolam pemeliharaan induk/kolam pemijahan<br /><br /><br /> Kolam ini berfungsi sebagai kolam pemijahan, kolam sebaiknya berupa kolam tanah yang luasnya 50-100 meter persegi dan kepadatan kolam induk hanya 2 ekor/m2. Adapun syarat kolam pemijahan adalah suhu air berkisar antara 20-22 derajat C; kedalaman air 40-60 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir.<br /><br /><br />b) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan<br /><br /><br /> Luas kolam tidak lebih dari 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 cm. Kepadatan sebaiknya 5-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di dalam kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada saat benih ikan berukuran 3-5 cm.<br /><br /><br />c) Kolam pembesaran<br /><br /><br /> Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara dan membesarkan benih selepas dari kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini diperlukan beberapa kolam pembesaran, yaitu:<br /><br /><br /> 1. Kolam pembesaran tahap I berfungsi untuk memelihara benih ikan selepas dari kolam pendederan. Kolam ini sebaiknya berjumlah antara 2-4 buah dengan luas maksimum 250-500 meter persegi/kolam. Pembesaran tahap I ini tidak dianjurkan memakai kolam semen, sebab benih ukuran ini memerlukan ruang yang luas. Setelah benih menjadi gelondongan kecil maka benih memasuki pembesaran tahap kedua atau langsung dijual kepada para Petani.<br /><br /><br /> 2. Kolam pembesaran tahap II berfungsi untuk memelihara benih<br /> gelondongan besar. Kolam dapat berupa kolam tanah atau sawah. Keramba apung juga dapat digunakan dengan mata jaring 1,25–1,5 cm. Jumlah penebaran pembesaran tahap II sebaiknya tidak lebih dari 10 ekor/meter persegi.<br /><br /><br /> 3. Pembesaran tahap III berfungsi untuk membesarkan benih. Diperlukan kolam tanah antara 80-100 cm dengan luas 500-2.000 meter persegi.<br /><br /><br />d) Kolam/tempat pemberokan<br /> Pembesaran ikan nila dapat pula dilakukan di jaring apung, berupa Hapa berukuran 1 x 2 m sampai 2 x 3 m dengan kedalaman 75-100 cm. Ukuran hapa dapat disesuaikan dengan kedalaman kolam. Selain itu sawah yang sedang diberokan dapat dipergunakan pula untuk pemijahan dan pemeliharaan benih ikan nila. Sebelum digunakan petak sawah diperdalam dahulu agar dapat menampung air sedalam 50-60 cm, dibuat parit selebar 1- 1,5 m dengan kedalaman 60-75 cm.<br /><br /><br />2) PERALATAN<br /><br /><br /> Alat-alat yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan nila diantaranya adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (kg),cangkul, arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar kekeruhan. Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk memanen/menangkap ikan nila antara lain adalah warring/scoopnet yang halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5 cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus (untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih, ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco (untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas), seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).<br /><br /><br />3) PERSIAPAN MEDIA<br /><br /><br /> Yang dimaksud dengan persiapan adalah melakukan penyiapan media untuk pemeliharaan ikan, terutama mengenai pengeringan, pemupukan dlsb. Dalam menyiapkan media pemeliharaan ini, yang perlu dilakukan adalah pengeringan kolam selama beberapa hari, lalu dilakukan pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar sebanyak 25-200 gram/meter persegi, diberi pemupukan berupa pupuk buatan, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan dosis 50-700 gram/meter persegi, bisa juga ditambahkan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/meter persegi.<br /><br /><br />4. PEMBIBITAN<br /><br /><br />1) Pemilihan Bibit dan Induk<br /> Ciri-ciri induk bibit nila yang unggul adalah sebagai berikut:<br /> a) Mampu memproduksi benih dalam jumlah yang besar dengan kwalitas yang tinggi.<br /> b) Pertumbuhannya sangat cepat.<br /> c) Sangat responsif terhadap makanan buatan yang diberikan.<br /> d) Resisten terhadap serangan hama, parasit dan penyakit.<br /> e) Dapat hidup dan tumbuh baik pada lingkungan perairan yang relatif buruk.<br /> f) Ukuran induk yang baik untuk dipijahkan yaitu 120-180 gram lebih per ekor dan berumur sekitar 4-5 bulan. Adapun ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:<br />a) Betina<br /><br /><br /> 1. Terdapat 3 buah lubang pada urogenetial yaitu: dubur, lubang pengeluaran telur dan lubang urine.<br /> 2. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan pucat tidak jelas.<br /> 3. Warna perut lebih putih.<br /> 4. Warna dagu putih.<br /> 5. Jika perut distriping tidak mengeluarkan cairan.<br /><br /><br />b) Jantan<br />1. Pada alat urogenetial terdapat 2 buah lubang yaitu: anus dan lubang sperma merangkap lubang urine.<br /> 2. Ujung sirip berwarna kemerah-merahan terang dan jelas.<br /> 3. Warna perut lebih gelap/kehitam-hitaman.<br /> 4. Warna dagu kehitam-hitaman dan kemerah-merahan.<br /> 5. Jika perut distriping mengeluarkan cairan.<br /><br /><br /> Ikan nila sangat mudah kawin silang dan bertelur secara liar. Akibatnya, kepadatan kolam meningkat. Disamping itu, ikan nila yang sedang beranak lambat pertumbuhan sehingga diperlukan waktu yang lebih lama agar dicapai ukuran untuk dikonsumsi yang diharapkan. Untuk mengatasi kekurangan ikan nila di atas, maka dikembang metode kultur tunggal kelamin (monoseks). Dalam metode ini benih jantan saja yang dipelihara karena ikan nila jantan yang tumbuh lebih cepat dan ikan nila betina. Ada empat cara untuk memproduksi benih ikan nila jantan yaitu:<br /><br /><br /> a) Secara manual (dipilih)<br /> b) Sistem hibridisasi antarjenis tertentu<br /> c) Merangsang perubahan seks dengan hormon<br /> d) Teknik penggunaan hormon seks jantan ada dua cara:<br /> 1. Perendaman<br /> 2. Perlakuan hormon melalui pakan<br /><br /><br />2) Pembenihan dan Pemeliharaan Benih<br /><br /><br /> Pada usaha pembenihan, kegiatan yang dilakukan adalah :<br /> a) Memelihara dan memijahkan induk ikan untuk menghasilkan burayak (anak ikan).<br /> b) Memelihara burayak (mendeder) untuk menghasilkan benih ikan yang lebih besar.<br /> Usaha pembenihan biasanya menghasilkan benih yang berbeda-beda ukurannya. Hal ini berkaitan dengan lamanya pemeliharaan benih. Benih ikan nila yang baru lepas dan mulut induknya disebut “benih kebul”. Benih yang berumur 2-3 minggu setelah menetas disebut benih kecil, yang disebut juga putihan (Jawa Barat). Ukurannya 3-5 cm. Selanjutnya benih kecil dipelihara di kolam lain atau di sawah. Setelah dipelihara selama 3-1 minggu akan dihasilkan benih berukuran 6 cm dengan berat 8-10 gram/ekor. Benih ini disebut gelondongan kecil. Benih nila merah. Berumur 2-3 minggu, ukurannya ± 5 cm. Gelondongan kecil dipelihara di tempat lain lagi selama 1- 1,5 bulan. Pada umur ini panjang benih telah mencapai 10-12 cm dengan berat 15-20 gram. Benih ini disebut gelondongan besar.<br /><br /><br />3. Pemeliharaan Pembesaran<br /><br /><br /> Dua minggu sebelum dan dipergunakan kolam harus dipersiapkan. Dasar kolam dikeringkan, dijemur beberapa hari, dibersihkan dari rerumputan dan dicangkul sambil diratakan. Tanggul dan pintu air diperbaiki jangan sampai teriadi kebocoran. Saluran air diperbaiki agar jalan air lancar. Dipasang saringan pada pintu pemasukan maupun pengeluaran air. Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH tanah dan memberantas hamanya. Untuk mi dipergunakan kapur tohor sebanyak 100-300 kg/ha (bila dipakai kapur panas, Ca 0). Kalau dipakai kapur pertanian dosisnya 500-1.000 kg/ha. Pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar kolam. Dapat juga pupuk kandang dionggokkan di depan pintu air pemasukan agar bila diairi dapat tersebar merata. Dosis pupuk kandang 1-2 ton/ha. Setelah semuanya siap, kolam diairi. Mula-mula sedalam 5-10 cm dan dibiarkan 2-3 hari agar teriadi mineralisasi tanah dasar kolam.Lalu tambahkan air lagi sampai kedalaman 80- 100 cm. Kini kolam siap untuk ditebari induk ikan.<br /><br /><br />1) Pemupukan<br />Pemupukan dengan jenis pupuk organik, anorganik (Urea dan TSP), serta kapur. Cara pemupukan dan dosis yang diterapkan sesuai dengan standar<br /> yang ditentukan oleh dinas perikanan daerah setempat, sesuai dengan tingkat kesuburan di tiap daerah. Beberapa hari sebelum penebaran benih ikan, kolam harus dipersiapkan dahulu. Pematang dan pintu air kolam diperbaiki, kemudian dasar kolam dicangkul dan diratakan. Setelah itu, dasar kolam ditaburi kapur sebanyak 100-150 kg/ha. Pengapuran berfungsi untuk menaikkan nilai pH kolam menjadi 7,0-8,0 dan juga dapat mencegah serangan penyakit. Selanjutnya kolam diberi pupuk organik sebanyak 300-1.000 kg/ha. Pupuk Urea dan TSP juga diberikan sebanyak 50 kg/ha. Urea dan TSP diberikan dengan dicampur terlebih dahulu dan ditebarkan merata di dasar kolam. Selesai pemupukan kalam diairi sedalam 10 cm dan dibiarkan 3-4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah. Han kelima air kolam ditambah sampai menjadi sedalam 50 cm. Setelah sehari semalam, air kolam tersebut ditebari benih ikan. Pada saat itu fitoplankton mulai tumbuh yang ditandai dengan perubahan warna air kolam menjadi kuning kehijauan. Di dasar kolam juga mulai banyak terdapat organisme renik yang berupa kutu air, jentik-jentik serangga, cacing, anak-anak siput dan sebagainya. Selama pemeliharaan ikan, air kolam diatur sedalam 75- 100 cm. Pemupukan susulan harus dilakukan 2 minggu sekali, yaitu pada saat makanan alami sudah mulai habis. Pupuk susulan ini menggunakan pupuk organik sebanyak 500 kglha. Pupuk itu dibagi menjadi empat dan masing-masing dimasukkan ke dalam keranjang bambu. Kemudian keranjang diletakkan di dasar kolam, dua bush di kin dan dua buah di sisi kanan aliran air masuk. Sedangkan yang dua keranjang lagi diletakkan di sudut-sudut kolam. Urea dan TSP masing-masing sebanyak 30 kg/ha diletakkan di dalam kantong plastik yang diberi lubang-lubang kecil agar pupuk sedikit demi<br /> sedikit. Kantong pupuk tersebut digantungkan sebatang bambu yang dipancangkan di dasar kolam. Posisi ng terendam tetapi tidak sampai ke dasar kolam. Selain pukan ulang. ikan nila juga harus tetap diberi dedak dan katul. pemupukan di atas dapat dilakukan untuk kolam air tawar, payau atau sawah yang diberakan.<br /><br /><br />2) Pemberian Pakan<br />Pemupukan kolam telah merangsang tumbuhnya fitoplankton, zooplankton, maupun binatang yang hidup di dasar, seperti cacing, siput, jentik-jentik nyamuk dan chironomus (cuk). Semua itu dapat menjadi makanan ikan nila. Namun, induk ikan nila juga masih perlu pakan tambahan berupa pelet yang mengandung protein 30-40% dengan kandungan lemak tidak lebih dan 3%. Pembentukan telur pada ikan memerlukan bahan protein yang cukup di dalam pakannya. Perlu pula ditambahkan vitamin E dan C yang berasal dan taoge dan daun-daunan/sayuran yang duris-iris. Boleh juga diberi makan tumbuhan air seperti ganggeng (Hydrilla). Banyaknya pelet sebagai pakan induk kira-kira 3% berat biomassa per han. Agar diketahui berat bio massa maka diambil sampel 10 ekor ikan, ditimbang, dan dirata-ratakan beratnya. Berat rata-rata yang diperoleh dikalikan dengan jumlah seluruh ikan di dalam kolam. Misal, berat rata-rata ikan 220 gram, jumlah ikan 90 ekor maka berat biomassa 220 x 90 = 19.800 g. Jumlah ransum per han 3% x 19.800 gram = 594 gram. Ransum ini diberikan 2-3 kali sehari. Bahan pakan yang banyak mengandung lemak seperti bungkil kacang dan bungkil kelapa tidak baik untuk induk ikan. Apalagi kalau han tersebut sudah berbau tengik. Dedak halus dan bekatul boleh diberikan sebagai pakan. Bahan pakan seperti itu juga berfungsi untuk menambah kesuburan kolam.<br /><br /><br />3) Pemeliharaan Kolam/Tambak<br />Sistem dan intensitas pemeliharaan ikan nila tergantung pada tempat pemeliharaan dan input yang tersedia.Target produksi harus disesuaikan dengan permintaan pasar. Biasanya konsumen menghendaki jumlah dan ukuran ikan yang berbeda-beda. Intensitas usaha dibagi dalam tiga tingkat, yaitu:<br /><br /><br /> a) Sistem ekstenslf (teknologi sederhana)<br /> - Sistem ekstensif merupakan sistem pemeliharaan ikan yang belum berkembang. Input produksinya sangat sederhana. Biasanya dilakukan di kolam air tawar. Dapat pula dilakukan di sawah. Pengairan tergantung kepada musim hujan. Kolam yang digunakan biasanya kolam pekarangan yang sempit. Hasil ikannya hanya untuk konsumsi keluarga sendiri. Sistem pemeliharaannya secara polikultur. Sistem ini telah dipopulerkan di wilayah desa miskin.<br /> - Pemupukan tidak diterapkan secara khusus. Ikan diberi pakan berupa bahan makanan yang terbuang, seperti sisa-sisa dapur limbah pertanian (dedak, bungkil kelapa dll.).<br /> - Perkiraan pemanenan tidak tentu. Ikan yang sudah agak besar dapat dipanen sewaktu-waktu. Hasil pemeliharaan sistem ekstensif sebenar cukup lumayan, karena pemanenannya bertahap. Untuk kolam herukuran 2 x 1 x 1 m ditebarkan benih ikan nila sebanyak 20 ruang berukuran 30 ekor. Setelah 2 bulan diambil 10 ekor, dipelihara 3 bulan kemudian beranak, demikian seterus. Total produksi sistem ini dapat mencapai 1.000 kg/ha/tahun 2 bln. Penggantian air kolam<br /> menggunakan air sumur. Penggantian dilakukan seminggu sekali.<br /><br /><br /> b) Sistem semi-Intensif (teknologi madya)<br /> - Pemeliharaan semi-intensif dapat dilakukan di kolam, di tambak, di sawah, dan di jaring apung. Pemeliharaan ini biasanya digunakan untuk pendederan. Dalam sistem ini sudah dilakukan pemupukan dan pemberian pakan tambahan yang teratur.<br /> - Prasarana berupa saluran irigasi cukup baik sehingga kolam dapat berproduksi 2-3 kali per tahun. Selain itu, penggantian air juga dapat dilakukan secara rutin. Pemeliharaan ikan di sawah hanya membutuhkan waktu 2-2,5 bulan karena bersamaan dengan tanaman padi atau sebagai penyelang. OIeh karena itu, hasil ikan dan sawah ukurannya tak lebih dari 50 gr. Itu pun kalau benih yang dipelihara sudah berupa benih gelondongan besar.<br /> - Budi daya ikan nila secara semi-intensif di kolam dapat dilakukan secara monokultur maupun secara polikultur. Pada monokultur sebaiknya dipakai sistem tunggal kelamin. Hal mi karena nila jantan lebih cepat tumbuh dan ikan nila betina.<br /> - Sistem semi-intensif juga dapat dilakukan secara terpadu (intergrated), artinya kolam ikan dikelola bersama dengan usaha tani lain maupun dengan industri rumah tangga. Misal usaha ternak kambing, itik dan sebagainya. Kandang dibuat di atas kolam agar kotoran ternak menjadi pupuk untuk kolam.<br /> - Usaha tani kangkung, genjer dan sayuran lainnya juga dapat dipelihara<br /> bersama ikan nila. Limbah sayuran menjadi pupuk dan pakan tambahan bagi ikan. Sedangkan lumpur yang kotor dan kolam ikan dapat menjadi pupuk bagi kebun sayuran.<br /> - Usaha huler/penggilingan padi mempunyai hasil sampingan berupa dedak dan katul. Oleh karena itu, sebaiknya dibangun kolam ikan di dekat penggilingan tersebut.<br /> - Hasil penelitian Balai Penelitian Perikanan sistem integrated dapat menghasilkan ikan sampai 5 ton atau lebih per 1 ha/tahun.<br /><br /><br /> c) Sistem intensif (teknologi maju)<br /> - Sistem pemeliharaan intensif adalah sistem pemeliharaan ikan paling modern. Produksi ikan tinggi sampai sangat tinggi disesuaikan dengan kebutuhan pasar.<br /> - Pemeliharaan dapat dilakukan di kolam atau tambak air payau dan pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Volume air yang diganti setiap hari sebanyak 20% atau bahkan lebih.<br /> - Pada usaha intensif, benih ikan nita yang dipelihara harus tunggal dain jantan saja. Pakan yang diberikan juga harus bermutu.<br /> - Ransum hariannya 3% dan berat biomassa ikan per hari. makanan sebaiknya berupa pelet yang berkadar protein 25-26%, lemak 6-8%. Pemberian pakan sebaiknya dilakukan oleh teknisinya sendiri dapat diamati nafsu makan ikan-ikan itu. Pakan yang diberikan knya habis dalam waktu 5 menit. Jika pakan tidak habis dalam waktu 5 menit berarti ikan mendapat gangguan. Gangguan itu berupa serangan penyakit, perubahan kualitas air, udara panas, terlalu sering diberi pakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber: carabudidaya.com</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-71649169944073069332012-10-10T20:34:00.000-07:002012-10-10T20:34:01.229-07:00Ikan Koi Kohaku <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/IKAN%20KOI"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-JvpDyiyXWvY/UHY98tIdSUI/AAAAAAAAA2k/rkApgnVqWMM/s320/ikan+koi+kohaku_big.jpg" width="166" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
smbr:breederko</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/IKAN%20KOI">Kohaku</a> adalah varietas koi yang mempunyai badan putih dengan bercak
merah pada badannya. Kohaku boleh dikatakan paling populer di antara
varietas koi. Ini bisa dimaklumi sebab corak warna-nya langsung
mengingatkan orang pada bendera ke-bangsaan Jepang. Dan tidaklah
berlebihan bila Kohaku dianggap sebagai koi yang "pertama dan terakhir",
karena umumnya pertama kali orang akan memilih Kohaku, lalu
berpindah-pindah varietas,lantas pada akhirnya kembali lagi pada Kohaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mencapai coraknya yang sekarang, di-butuhkan waktu yang lama
untuk menghasilkan Kohaku. Dari seekor koi berwarna hitam lahirlah koi
berpipi merah lewat suatu mutasi, yang lantas ngetop dengan nama
"Hookazuki". Pada tahun 1800, dari "Hookazuki" ini lahirlah seekor koi
berwarna putih. Koi berwarna putih ini lantas dikawin-kan dengan Higoi,
lahirlah Haraka, yaitu koi putih dengan bercak-bercak merah. Haraka
sendiri ber-arti berperut merah (Red belly). Kemudian ber-turut-turut
lahirlah Hoo-Aka (berpipi merah), Era-Hi (berinsang merah). Sejak 1830
muncullah koi dengan sebagian kepala berwarna merah (Zukin-kaburi), koi
berbibir merah (Kuchibeni), dan Sarasa yang mempunyai punggung berwarna
merah dan putih. Pendek kata pada jaman Meiji, Kohaku sudah dikenal luas
dan mulai dikembangkan secara khusus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Warna putih pada Kohaku menjadi pusat perhatian untuk menentukan
kualitas Kohaku. Warna putihnya harus bersih seperti warna salju, tidak
boleh putih kekuningan, atau putih kecokelatan. Sedangkan untuk warna
merah, yang dikehendaki adalah merah pekat tetapi cerah (terang). Warna
merah ini ada dua, yaitu yang dasarnya ungu dan cokelat kekuningan. Yang
pertama lebih pekat dan tidak mudah luntur, tetapi tidak halus.
Sedangkan yang terakhir lebih halus dan tidak mudah luntur, tetapi sulit
didapatkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak ragam Kohaku. Jenis-jenisnya di antara-nya dibedakan
berdasarkan banyaknya bercak merah pada punggungnya. Ada yang dua, tiga
atau empat, tetapi ada juga yang hanya satu. Inazuma-Kohaku mempunyai
warna merah menyerupai ben-tuk kilat di punggungnya. Gotenzakura adalah
Kohaku yang mempunyai bercak merah yang seim-bang pada sisi kiri dan
kanan punggungnya. Doitsu-Kohaku Napoleon adalah Kohaku Jerman yang
mempunyai warna merah seperti topi Napoleon. Fuji Kohaku adalah Kohaku
yang mempunyai gum-palan berwarna perak pada kepalanya. Mereka tam-pak
sangat cantik. Namun kecantikannya akan hi-lang ketika umurnya dua
tahun. Shiromuji adalah koi yang mempunyai badan berwarna putih biasa,
sedangkan keseluruhan badan Akamuji berwarna merah biasa. Akumuji sering
disebut sebagai Higoi. Higoi yang warnanya gelap disebut sebagai
Benigoi atau Hiaka. Higoi dengan sirip putih akrab dipanggil sebagai
Aka-Hajiro. Tancho-Kohaku adalah koi yang keseluruhan badannya berwarna
putih dengan bercak merah pada bagian kepalanya.</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-91548611381350386902012-10-10T20:29:00.004-07:002012-10-10T20:31:08.200-07:00Ikan Koi Varietas Taisho Sanke<h1 style="text-align: justify;">
Ikan Koi Varietas Taisho Sanke</h1>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-oluq7L_3BSw/UHY9UjkP6_I/AAAAAAAAA2c/CYczNBFa1fM/s1600/ikan+koi+varietas+Taisho_Sanke_big.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-oluq7L_3BSw/UHY9UjkP6_I/AAAAAAAAA2c/CYczNBFa1fM/s320/ikan+koi+varietas+Taisho_Sanke_big.jpg" width="182" /></a></div>
<h1 style="text-align: justify;">
</h1>
<div class="contentCenter" style="text-align: justify;">
<div class="image">
</div>
Taisho-Sanke adalah koi yang badannya berwarna putih
dan-dihiasi dengan warna merah dan hitam. Pola dasarnya merah pada
bagian kepalanya, dan garis lebar hitam pada bagian dadanya.
Taisho-Sanke termasuk varietas yang terkenal, seperti hal-nya Kohaku.<br />
<br />
Tidak jelas sejak kapan koi dengan tiga warna ini muncul. Namun sejak
pertengahan jaman Meiji, koi dengan tiga warna sudah ditemukan. Pada
awal-nya, yang ada baru koi dengan tiga warna yang se-cara penuh
menghiasi sekujur badan koi. Atas jasa Eizaburo Hoshino dari Takezawa,
kini telah dapat menikmati koi yang berbadan putih dengan hiasan warna
hitam dan merah pada sekujur badannya.<br />
<br />
Seperti Kohaku, putihnya Taisho-Sanke harus seputih salju. Warna
merah harus seragam dan pekat. Yang bertepi terang lebih penting.
Taisho-Sanke di-sebut bagus Jika di kepalanya tidak terdapat warna
hitam. Koi yang punggungnya terdapat warna hitam lebar akan lebih bagus
dan tampak sangat indah. Tsubo-Sumi adalah koi yang mempunyai badan
putih dengan bercak hitam, sedangkan Kasane-Sumi adalah koi yang pada
warna hitamnya terdapat di atas bercak merah. Yang paling ideal adalah
sirip yang juga mempunyai tiga pola warna.<br />
<br />
Aka-Sanke adalah
Taisho-Sanke yang warna merahnya membentang dari kepala hingga ekor. Koi
ini memang sangat mengesankan, tetapi kurang ang-gun. Doitsu-Sanke
adalah Taisho-Sanke yang masih merupakan keluarga karper kaca dari
Jerman. Aka-Sanke dari karper kaca ini dikenal dengan Doitsu-Aka-Sanke.
Fuji-Sanke adalah Taisho-Sanke yang mempunyai gumpalan perak pada
kepalanya. Tancho-Sanke adalah koi yang mempunyai warna merah yang lebar
pada kepalanya, tapi pada badan-nya tak terdapat warna merah.<br />
<br /></div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-38870254670316592382012-10-10T20:28:00.000-07:002012-10-10T20:28:06.016-07:00ciri ciri Ikan Koi yang baik<h1 style="text-align: justify;">
Kualitas Koi</h1>
<div class="image" style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-why4CiC5lX0/UHY8WPDfrdI/AAAAAAAAA2M/DdFdTp01frs/s1600/Kualitas+ikan+koi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-why4CiC5lX0/UHY8WPDfrdI/AAAAAAAAA2M/DdFdTp01frs/s1600/Kualitas+ikan+koi.jpg" /></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kualitas koi sesungguhnya sulit dilukiskan dengan kata-kata.
Kualitas yang tinggi merupakan perpaduan antara warna-warna putih,
merah, hitam, dan bentuk badan secara keseluruhan. Suatu kecen-derungan
untuk menilai koi lebih yang besar, tanpa melepaskan kriteria warna
badannya, adalah sangat penting.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kualitas koi identik dengan setiap poin yang berlaku di dalam
penjurian perlombaan koi. Bentuk badannya, warnanya, pola warna, dan
keanggunan-nya sangat erat hubungannya dengan kualitas koi. Mendapatkan
kualitas yang bagus adalah suatu hal yang sangat kita harapkan. Dan
pastilah koi demi-kian akan mendapatkan nilai yang tinggi apabila
diikutkan dalam perlombaan. Adalah salah besar apabila kita Selama ini
hanya menganggap bahwa nilai seekor koi hanya ditentukan oleh pola warna
badannya ataupun dari besarnya saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan mengetahui kualitas koi, kita bisa mem-perkirakan harganya.
Artinya, Jika koi yang hendak kita beli benar-benar bagus, tidak salah
apabila kita harus mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah. Nilai sebesar
itu tentu tidak untuk seekor koi yang rendah kualitasnya. Jangan lagi
kita menjadi korban i dari keisengan pedagang yang menawarkan seekor i
ikan mas lauk yang sekalipun besar dan bentuk ba-dannya bagus, dengan
harga seekor koi. Atau Sebaliknya, Jangan sampai kita bertahan dengan
harga yang rendah ketika nienawar seekor koi berkualitas prima. Karena
hal ini sebenarnya hanya akan mene-lanjangi kita, karena kebodohan kita
akan terlihat > oleh para pedagang. Jika pedagang menghadapi penv
beli yang tidak mengerti, mereka malah akan mengerjai atau bahkan segan
melayani pembeli berkon-sultasi.</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-85061107888278262002012-10-10T20:25:00.000-07:002012-10-10T20:25:28.875-07:00Cara Membuat Kolam Koi<h1 style="text-align: justify;">
Membuat Kolam Koi</h1>
<div class="image" style="text-align: justify;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/IKAN%20KOI"><img align="left" border="0" src="http://www.breederkoi.com/images/article/buat_kolam_big.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbeda dengan koiam untuk membudidayakan ikan konsumsi, kolam
koi di taman, tidak perlu di-ukur elevasinya. Kolam koi bisa dibuat
seluruhnya di bawah permukaan tanah, di atas permukaan ta-nah, atau
kombinasi. Tidak seperti kolam ikan konsumsi yang harus kombinasi. Ada
kalanya kita perlu membuat kolam koi yang seluruhnya berada di atas
tanah, karena lokasinya di samping rumah yang biasa untuk lalu-lalang
orang. Kolam seperti ini tentu akan cepat kotor Jika seluruhnya di bawah
permukaan tanah, maka kita ambil bentuk yang me-nonjol. Suatu saat
mungkin orang ingin membangun kolam yang cukup luas pada areal taman
yang sudah jadi, maka akan kelihatan kurang menarik apabila kolam ini
terlalu menonjol sehingga menutupi kein-dahan bagian taman yang lain.
Dalam hal ini kolam yang seluruhnya berada di bawah permukaan tanah
lebih disukai. Dan tidak jarang mereka menghendaki kolam yang lebih
dalam di sudut pekarangan (tamannya), sehingga mereka memendam
sebagian kolamnya di dalam tanah dan sebagian lagi menonjol ke permukaan
tanah. Berbagai pilihan memang harus ditentukan setelah melihat situasi
dan kondisi secara keseluruhannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah menentukan bentuk yang dikehendaki, kolam bisa dirancang di
atas tanah dengan tali plas-tik atau slang air agar bentukan jadinya
mudah kelihatan. Kemudian tanah bisa mulai digali dengan cangkul. Jika
menginginkan kolam dengan dua keda-laman, bagian luar dangkal sebelah
tengah lebih dalam, hendaknya direncanakan sejak awal hingga tidak
merepotkan yang mengerjakan kolam. Kolam dengan dua kedalaman sangat
berguna bagi koi, terutama untuk persembunyian mereka dari panas yang
terlalu terik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahan baku pembuat kolam hendaknya di-gunakan batu bata. Dengan
bentuknya yang kecil batu bata bisa dibuat sangat fleksibel sesuai
keingin-an kita. Berbeda dengan batako yang berukuran besar yang
menyulitkan kita Jika menginginkan bentuk berlekuk-lekuk. Pada dasar
kolam bisa dipasang bata atau dicor. Namun, sebelum itu semua hendaknya
sedari awal ditentukan di mana letak pintu pembuangan dan pemasukan air.
Pintu pembuangan bagi kolam yang dibangun seluruhnya di dalam tanah,
memang tidak mungkin dibuat. Untuk seluruh kolam harus dipikirkan
sirkulasi airnya. Artinya Jika kita menghendaki kolam berair terjun atau
ber-air mancur sudah harus dipikirkan di mana letak pompa, filter air,
dan bagian yang bakal dibuat ter-juannya. Oleh karenanya, sekali lagi
sangat penting bagi kita untuk menuangkan angan-angan dan ke-inginan
kita ke dalam gambar yang rinci. Jangan sampai kita masih harus
membongkar pasang ketika bangunan sudah selesai. Ketika bangunan sudah
rapi dan kita lupa membuat sebuah lubang maka tentu akan menambah
pekerjaan, karena kita juga harus membuat saluran yang berhubungan
dengan lubang itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Permukaan <a href="http://Membuat Kolam Koi">kolam</a> hendaknya Jangan dibuat licin seperti kita membuat
rumah, karena akan menyulitkan lumut tumbuh. Dengan melapisi semen
(mengaci) agak kasar, kita berharap justru kolam akan menjadi licin dan
nyaman bagi ikan karena adanya lapisan lumut yang ada di permukaannya.
Pengerjaan bagian atas kolam tidak selalu harus di-selesaikan dengan
bata juga, tapi bisa dipakai batu-batuan yang mempunyai bentuk artistik
dan (Jika mungkin) antik. Karena kolam tidak mungkin hadir sendirian
dalam taman, sediakan juga ruangan untuk tempat menanam tanaman. Di
latar belakang kolam lebih cocok untuk tanaman karena tidak menghalangi
pandangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
smbr :.breederkoi </div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-57355049608525884882012-10-10T20:21:00.000-07:002012-10-10T20:21:11.570-07:00Cara PEMBENIHAN IKAN KOI<div style="text-align: justify;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/IKAN%20KOI">Ikan koi</a> merupakan hasil seleksi keturunan ikan tombro (<em>Cyprinus carpio</em>
Linnaeus) yang menganut bentuk tubuh, sisik, warna dan pola warna yang
dimiliki. Ikan koi dibedakan dari ikan tombro yang belum melewati
sejarah seleksi keturunan, adapun ciri-ciri yang dimiliki yaitu antara
lain: bentuk tubuhnya silindris memanjang, kepala bagian depan bembulat,
sirip-sirinya kompak dan tampak kuat, mempunyai warna sisik atau warna
kulit (sebagian dari anggota koi tidak bersisik) yang jelas, bercorak
dan bevariasi. Macam-macam warna dasar yang dimiliki koi antara lanin:
putih susu, silver, ptih platinum, coklat, kuning, kuning emas, hitam,
merah, dan oranye. Dari warna dasar tersebut di muka pada setiap
individu koi dapat mempunayi satu warna atau beberapa warna dan
membentuk pola warna tertentu, pola warna demikian pada koi disebut
paten. Sebagai contohnya paten kohaku berarti ikan koi mempunyai warna
merah dan putih, sanke yang berarti ikan koi mempunyai warna putih,
merah dan hitam dan lain sebagainya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ikan koi merupakan jenis ikan hias
kolam, namun dapat juga dipelihara di akuarium. Jenis ikan hias ini
sangat populer dikalangan hobies ikan hias, menjadi koleksi orang-orang
berduit, kantor, dan hotel, serta banyak diperjual belikan dengan harga
bervariasi dari ribuan rupiah hingga jutaan rupiah. Harga ikan koi
ditentukan dari ukuran dan kualitasnya. Oleh karena itu pembenihan ikan
koi sangat menentukan hasil dan keuntungan yang akan diperoleh
pembudidaya ikan koi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Adapun tahapan pembenihan ikan koi agar berhasil maka harus diikuti empat tahapan yaitu sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Persiapan Sarana Pemijahan</div>
<div style="text-align: justify;">
Bak semen yang berukuran (2x2x1)m<sup>3 </sup>dibersihkan
dengan cara disikat dan diguyur air mengalir lewat selang plastik.
Yakinkan bahwa kolam dalam kondisi bersih, kolam diisi air sedalam 0,3
m. Di dalam air diletakkan kakaban yang dibuat dari ijuk yang dijepit
memakai bambu yang dibelah atau memakai tali plastik rapia yang disisir
halus dan diikat pada tali yang kemudian membentuk sulak. Kakaban atau
“sulak” tali plastik rapia diposisikan mengambang di dalam air,
disarankan volumenya 20 % dari ruang kolam. Di dalam air dialiri udara
yang bersumber dari aerator, diharapkan nantinya induk ikan koi dan
telur yang dihasilkan tidak kekurangan oksigen. Kran pemasukan air
sedikit dibuka supaya terjadi pergantian air dan dapat terhindar dari
kekurangan air yang dimungkinkan terjadi akibat kebocoran.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Pemilihan Induk</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/IKAN%20KOI"><img alt="" class="alignleft size-full wp-image-1100" height="180" src="http://lintangluku.com/wp-content/uploads/2011/10/induk-kohaku.jpg" title="induk kohaku" width="140" /></a>Induk ikan koi yang mempunyai kualitas yang baik dan akan dipilih sebagai<a href="http://lintangluku.com/wp-content/uploads/2011/10/induk-showa.jpg"><br />
</a> induk harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Bentuk tubuh
silindris memanjang, proporsional, sirip-sirip mempunyai bentuk standar
dan tidak cacat. Warna dasar jelas, batas antara warna jelas yang tidak
menunjukkan adanya gradasi. Mempunyai paten yang nyata dan baik,
misalnya paten tancho, warna merah pada bagian atas kepala benar-benar
bulat, ukurannya proporsional dengan ukuran ikan, tidak terdapat warna
merah lainnya di seluruh bagian tubuh ika yang berwarna putih salju.
Contoh lain Showa Sanshoku atau showa sanske, terdapat warna putih,
hitam dan merah pada seluruh tubuhnya, warna hitam menghiasi kepala
bagian atas, sirip dada terdapat warna hitam yang berimbang antara di
bagian kanan dan di bagian kiri, dan batas antara warna-warna pembentuk
paten tampak jelas, serta membentuk pola seni yang apik. Panjang
tubuhnya minimal 45 cm, berat minimal 1,5 kg, matang kelamin. Ciri-ciri
induk ikan koi matang kelamin yaitu: Pada jenis kelamin jantan sirip
dada di bagian dorsal atau bagian punggung dan tutup insang jika diraba
dengan ujung jari telunjuk akan terasa kasar. Induk betina perut nampak
buncit, melebar ke arah lateral, samping dan jika ditekan dengan jari
tengah akan terasa lembek. Striping tidak perlu dilakukan jika ingin
mengetahui tingkat kematangan telur, karena hal ini jika dilakukan akan
berpengaruh terhadap kesehatan induk, kualitas telur dan larva yang
dihasilkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Pemijahan Induk</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/IKAN%20KOI"><img alt="" class="alignright size-full wp-image-1099" height="274" src="http://lintangluku.com/wp-content/uploads/2011/10/kakaban-jadi2.jpg" title="kakaban jadi" width="184" /></a>Induk
ikan koi yang sudah dipilih diperkirakan beratnya, misal jika ukuran
berat yang jantan lebih dari yang betina maka sebaiknya pemijahan
mengunakan perbandingan jumlah induk 1 jantan dengan 2 betina, hal ini
diharapkan jumlah telur yang dihasilkan sebanding dengan jumlah sperma.
Setelah air di kolam pemijahan dibiarkan selama 24 jam, tetapkan waktu
memasukkan induk ikan koi yang akan dimijahkan, biasanya di waktu sore
hari, kira-kira pukul 17.00 jika di Indonesia bagian barat. Pemantauan
pemijahan perlu dilakukan untuk menghindari telur yang sudah dihasilkan
akan di makan kembali oleh induk yang dalam kondisi lapar habis
melakukan perkawinan. Segerakan induk diangkat jika proses perkawinan
selesai, kembalikan induk ke dalam kolam induk.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Perawatan Larva</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/IKAN%20KOI"><img alt="" class="alignleft size-medium wp-image-1093" height="225" src="http://lintangluku.com/wp-content/uploads/2011/10/kolam-bibit-koi2-300x225.jpg" title="Perawatan larva koi" width="300" /></a>Setelah
waktu 2-3 hari telur-telur akan menetas, larva ikan koi dapat dilihat
dengan mata telanjang jika larva sedang bergerak. Larva ikan koi akan
bertahan hidup tanpa diberi pakan sampai hari ketiga karena adanya
cadangan pakan pada perutnya. Cadangan pakan yang ada pada larva baru
akan habis pada hari ketiga. Pada awal pemeliharaan larva berikan pakan
berupa kuning telur yang direbus dan sudah halus, atau berikan Rotifera
jika ada. Pakan dapat juga berupa pakan buatan pabrik yang dikhususkan
untuk pemeliharaan larva ikan koi. Pada hari keenam atau ketujuh
kakapan atau “sulak” tali plastik rapia dapat diangkat dengan cara
hati-hati, agar larva tidak ikut tersangkut maka sebaiknya diguyur
dengan melalui selang plastik terlebih dahulu sebelum dipindahkan
keluar dari kolam pemijahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Perawatan dan Seleksi Bibit</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/IKAN%20KOI"><img alt="" class="alignleft size-thumbnail wp-image-1093" height="150" src="http://lintangluku.com/wp-content/uploads/2011/10/kolam-bibit-koi2-150x150.jpg" title="OLYMPUS DIGITAL CAMERA" width="150" /></a>Setelah
larva ikan koi berumur 15 hari dari waktu pemijahan, larva selanjutnya
dapat disebut bibit ikan koi. Bibit ikan koi dapat dipindahkan dari
kolam pemijahan atau kolam larva menuju ke kolam pemeliharaan bibit.
Berikan waktu penyesuaian diri di kolam pemeliharaan bibit, baru setelah
1 hari dapat diberi pakan. Pada umur itu bibit ikan koi sudah dapat
diberi pakan berupa cacing sutera (<em>Tubifex </em>sp), tentu saja yang
berkualitas baik. Sistem seleksi dilakukan dengan cara memilih
bibit-bibit ikan koi yang berkualitas dan dipisahkan dari yang tidak
dipilih. Sistem seleksi bibit ikan koi yakni dilakukan secara
bertingkat, untuk mendapat ikan koi yang benar-benar berkualitas.
Seleksi pertama kali sebaiknya dilakukan seleksi setelah bibit berumur
60 hari. Seleksi bibit pada umur 60 hari dilakukan untuk menghindari
pakan yang dimakan bibit yang tidak berkualitas lebih banyak lagi.
Tetapi jika seleksi yang pertama dilakukan pada umur 90 hari akan lebih
mudah menentukan bibit yang mempunyai kualitas baik. Sistem seleksi
dengan cara memilih bibit-bibit ikan yang berkualitas dan memisahkan
dari yang tidak lolos seleksi.</div>
<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
</div>
<div style="background-color: transparent; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
smbr:lintangluku </div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-58193561578430266082012-10-10T20:17:00.001-07:002012-10-10T20:17:25.187-07:00Seleksi Induk Ikan Koi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.ikanairkolam.blogspot.com/"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-spTmX4oGVxg/UHY54o3tX_I/AAAAAAAAA18/S5eFX37Iakw/s1600/Seleksi+Induk+Ikan+Koi+Yang+baik.jpg" /></a></div>
<h1 style="text-align: justify;">
</h1>
<h1 style="text-align: justify;">
Seleksi Induk Ikan Koi</h1>
<div class="image" style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Syarat utama induk yang harus dipenuhi ada-lah induk sudah
matang kelamin dan matang tubuh, Matang kelamin artinya induk jantan
sudah meng-hasilkan sperma dan induk betina sudah menghasil-kan telur
yang matang. Matang tubuh artinya, secara fisik mereka sudah siap untuk
menjadi induk-induk produktif. Bisa saja induk-induk tersebut sudah
menghasilkan telur atau sperma, tetapi kalau- fisik-nya "payah" atau
tidak meyakinkan Sebaiknya kita pilih yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syarat lain tentu fisiknya harus prima, artinya lengkap dan tidak
cacat. Sirip-siripnya masih leng-kap, demikian juga sisiknya.
Gerakannya masih anggun dan seimbang serta tidak loyo. Umur induk
minimal 2 tahun pada jantan, dan 3 tahun pada betina. Betina
terlihat lebih besar dibandingkan dengan jantan, perutnya terlihat
lebih besar dibandingkan punggungnya, dan ini gampang dilihat dari atas.
Jantan Sebaliknya, lebih langsing dan perutnya rata jika dilihat dari
punggung. Pada masanya kawin, konon pada sirip dada induk jantan akan
muncul bintik-bintik berwarna putih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pilihlah seekor induk betina dengan 2 atau 3 induk jantan.
Perbandingan yang sepintas dianggaptidak seimbang ini justru untuk
menyeimbangkan kemampuan induk betina menghasilkan telur dengan jantan
yang mengeluarkan sperma. Jika seekor betina hanya diberi pasangan
seekor jantan, banyak telur yang tidak bisa dibuahi sperma. Selain dari
itu, Jika hanya satu jantan yang dimasukkan ke kolam pemijahan dan tanpa
disangka pejantan ini ngadat, maka gagallah pemijahan kita. Sebaliknya
dengan menyediakan stok jantan yang cukup, hal ini bisa dihindari.</div>
<br /><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Disarankan untuk tidak menggunakan stok induk yang paling bagus,
karena dengan mengawin-kan koi yang bagus biasanya koi tersebut akan
men-jadi buruk/jelek. Anak keturunannya pun belum tentu sebagus
induknya. Yang dikehendaki adalah koi yang biasa-biasa saja, artinya
masih memiliki sifat-sifat unggul, seperti warnanya pekat, kendati
polanya tidak prima. Pada saat seleksi benih, kita bisa memilih mana
yang bagus dan mana yang perlu diafkir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Smbr:breederkoi <div style="text-align: justify;">
<br /></div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-504103364243314082012-10-09T01:26:00.001-07:002012-10-09T01:26:04.420-07:00Mengatur Keasaman Air Kolam Ikan Lele<br />
<h1 class="post-title entry-title" style="background-color: white; font-family: Oswald, Arial; font-size: 22px; font-weight: normal; line-height: 1.4em; margin: 0.25em 0px 0px; padding: 0px 0px 4px;">
Menjaga Keasaman Air Kolam Ikan Lele</h1>
<div class="post-header" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 13px;">
<div class="post-header-line-1">
</div>
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-" style="background-color: white; color: #333333; font-family: Arial, serif; font-size: 13px; line-height: 1.6em; margin: 0px 0px 0.75em;">
<strong><a href="http://www.ogasfarm.com/2012/07/menjaga-keasaman-air-kolam-ikan-lele.html" style="color: black; text-decoration: none;" title="Menjaga Keasaman Air Kolam Ikan Lele">Menjaga Keasaman Air Kolam Ikan Lele</a></strong> - Untuk air yang bersifat normal seperti pada <i>kolam ikan lele</i>, jika keasamannya berubah secara drastis, ini biasanya dikarenakan terkena air hujan dengan intensitas tinggi atau bisa juga karena banyaknya zat kimia organik dan anorganik yang memang brsifat asam sperti unsur nitrogen, untuk pencegahan dari faktor tersebut rekan <b style="color: black;">budidaya lele</b><b> </b>harus menggunakan manajemen sirkulasi air dengan benar dan teratur. Manajemen air untuk pencegahan berubahnya keasaman air diantaranya meliputi :<br /><a href="" name="more"></a><br /><ul>
<li>Pembuangan air </li>
<li>Penambahan air</li>
<li>Penyiphonan dasar kolam</li>
<li>Pemberian overflow outlet dan lain sebagainya </li>
</ul>
Dari manajemen air di atas kita sudah sedikit mengurangi resiko yang ditimbulkan dari keasaman kolam, dan lebih jauhnya lagi dengan manajemen air maka pembusukan yang ada pada dasar kolam yang disebabkan oleh zat organik bisa kita kurangi atau bahkan bisa dihilangkan.zat tersebut (amonia) bila kita biarkan akan sangat berbahaya bagi ikan lele serta juga dapat mengurangi oksigen terlarut pada air, juga akan menyebabkan bau air yang kurang enak.<br /><br /><br />Beberapa pencegahan lain diantaranya :<br /><br /><b>1. Penambahan Air yang fresh</b><br /><br />Pada saat musim hujan rekan budidaya sangat dianjurkan untuk menambahkan air yang baru (fresh) agar dapat menormalkan air.<br /><br /><b>2. Memberikan Tanaman Air </b><br />Memberikan tanaman air seperti azzola, ecenggondok dan lain sebagainya, ini dimaksudkan sebagai biofilter yang dapat menyerap serta mengurai zat kimia organik maupun anorganik yang terlarut, selain itu tanaman air dapat menyuplai oksigen terlarut kedalam air kolam lele, yang perlu diperhatikan dari pemberian tanaman ini adalah tingkat populasinya yang harus kita jaga.<br /><br /><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="border: 1px solid rgb(238, 238, 238); margin-left: auto; margin-right: auto; padding: 2px; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Lele"><span style="color: #3366cc;"><span style="border-width: medium; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-r34HlgW3q1I/T_bu9l0ibuI/AAAAAAAAAVk/W-llfQqbqJs/s320/kolam+lele+ogasfarm.jpg" style="border: medium none; padding: 0px;" width="320" /></span></span> </a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 10px;"><a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/Ikan%20Lele">Tanaman Air di kolam Ogasfarm.com</a></td></tr>
</tbody></table>
<br /><b>3. Penambahan suplai oksigen buatan</b><br />suflai oksigen yang kita dapatkan dari tanaman air tentunya tidak cukup bila menggunakan padat tebar tinggi, untuk itu kita harus memberikan suplai oksigen tamabahan dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan membuat percikan air menggunakan talang air melintang yang di tutup ujungnya dan di beri lubang sepanjang talang air tersebut ukuran kecil dengan jarak tiap lubang sekitar 10 cm, percikan air itulah yang akan menjadi suplai oksigen terlarut dalam air.<br /><br />Perlu kita perhitungkan pula pada budidaya ikan lele yaitu suhu, suhu yang selalu berubah-ubah secara ekstrim akan membuat ikan lele kita menjadi setres, resiko yang ditimbulakan dari ikan lele yang setres yaitu vitalitas serta kekebalan dari ikan lele akan menurun, bila ikan lele terkena setres ikan akan mengeluarkan lendir dari tubuhnya lebih banyak dari biasanya yang akan mengakibatkan bakteri, virus serta jamur akan dengan sangat mudah menyerang tubuh ikan lele serta akan masuk kedalam tubuh lele menjadi penyakit.</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-37305543027817551842012-10-09T01:22:00.002-07:002012-10-09T01:22:27.865-07:00Membedakan Ikan Koi jantan dan Koi betina.<br />
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">smbr: Centralkoi–</strong>Pertanyaan yang sering muncul pada penggemar ikan koi adalah bagaimana<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">membedakan antara koi jantan dan koi betina</strong>. Pada usia dan ukuran koi yang masih muda dan kecil memang agak sulit untuk mengidentifikasi jenis kelamin ikan koi, meski bagi orang-orang yang sudah paham betul tidaklah sulit. Namun pada usia yang sudah cukup matang dan dewasa koi jantan dan betina dapat dibedakan dari segi fisik yang nampak. Ada beberapa hal yang bisa diamati sehingga bisa dibedakan mana koi jantan dan koi betina.<br style="margin: 0px; padding: 0px;" /><span id="more-904" style="margin: 0px; padding: 0px;"></span><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Hal pertama yang bisa diamati untuk <strong style="margin: 0px; padding: 0px;">membedakan koi jantan dan koi betina</strong> adalah pada <strong style="margin: 0px; padding: 0px;">bentuk badan ikan</strong> ( body conformation). Ikan Koi Jantan dan betina memiliki perbedaan pada bentuk badannya. <strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Koi Jantan</strong> cenderung memiliki bentuk badan y<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">ang panjang dan kurus</strong>. Sedangkan Koi Betina memiliki bentuk badan yang lebih tambun dan lebih bulat.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
Bentuk badan koi betina biasanya lebih bagus dibandingkan koi jantan. Karena alasan tersebut banyak penggemar koi memilih koi betina untuk dipelihara. Dalam beberapa kontes koi betina lebih sering menjadi juara karena bentuk badannya. Namun demikian ada pula koi jantan yang memiliki bentuk badan yang bagus.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
<strong style="margin: 0px; padding: 0px;">Sirip Ikan Koi</strong><br style="margin: 0px; padding: 0px;" />Ikan koi jantan dan betina memiliki perbedaan pada bagian siripnya. Sirip Koi Betina cenderung lebih besar tetapi memiliki warna yang lebih sedikit. Pada koi betina sirip cenderung memiliki bentuk yang bulat. Sirip ikan koi jantan memiliki sirip yang runcing pada bagian tepinya dan memiliki warna yang solid.</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
</div>
<center style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="wp-caption alignnone" style="margin: 0px; padding: 0px; width: 310px;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/IKAN%20KOI"><img alt="" height="150" src="http://2.bp.blogspot.com/-c-mnEPLFfeY/TsHqsrizq6I/AAAAAAAAARE/jx8KHopvV64/s1600/femalekoifins.jpg" style="border: 1px solid rgb(153, 153, 153); margin: 0px; padding: 1px;" title="Sirip Ikan Koi Betina" width="300" /></a><div class="wp-caption-text" style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px;">
Sirip Ikan Koi Betina, Bagian tepi Bulat</div>
</div>
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px;">
</div>
</center>
<span style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; text-align: justify;"> </span><div style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
</div>
<div style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px; text-align: justify;">
</div>
<center style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px;">
</div>
<div class="wp-caption alignnone" style="margin: 0px; padding: 0px; width: 310px;">
<a href="http://ikanairkolam.blogspot.com/search/label/IKAN%20KOI"><img alt="Sirip Ikan Koi Jantan" height="150" src="http://2.bp.blogspot.com/-iSfUiP3XcZM/TsHrNdTrzrI/AAAAAAAAARU/mQmvaU_8IH8/s1600/malekoifins.jpg" style="border: 1px solid rgb(153, 153, 153); margin: 0px; padding: 1px;" title="Sirip Ikan Koi Jantan" width="300" /></a><div class="wp-caption-text" style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px;">
Sirip Ikan Koi Jantan, BagianTepi Runcing</div>
</div>
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 15px; margin-top: 15px; padding: 0px;">
</div>
</center>
<br style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; margin: 0px; padding: 0px; text-align: justify;" /><span style="background-color: white; font-family: Arial, Verdana, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; text-align: justify;">Selain pada bagian-bagian tersebut kita dapat membedakan jenis kelamin ikan koi dengan meraba pada bagian pipi dan siripnya. Pada Koi Jantan pipi dan sirip terdapat bintik-bintik putih, yang bisa dirasakan jika diraba. Utamanya pada ikan koi jantan dewasa dan mature.</span>garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-1203568793358405862012-09-19T22:23:00.002-07:002012-09-19T22:23:57.411-07:00Pemilihan IndukCiri-ciri induk ikan gurame yang baik <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-Udiy3UCt2Z0/UFqoNpzQeXI/AAAAAAAAAxQ/M04gZ5B9z7o/s1600/induk+ikan+gurame.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-Udiy3UCt2Z0/UFqoNpzQeXI/AAAAAAAAAxQ/M04gZ5B9z7o/s1600/induk+ikan+gurame.jpeg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>1.Pemilihan IndukCiri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Usahakan Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:</span></div>
<ul>
<li class="MsoNormal"><span>Betina Dahi meninjol.</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>2.Pemeliharaan Induk</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Induk-induk
terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam
penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan. Untuk setiap
induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak
1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus
yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2
blekminyak tanah setiap kali pemberian. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>3.Pembenihan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Bila proses
pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam penampungan sudah
mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam kolam pemijahan.
Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai berikut:</span></div>
<ul>
<li class="MsoNormal"><span>Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.</span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>4.Pemeliharaan Bibit</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Benih-benih yang
telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam
pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan
pendederan adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan,
perbaikan pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa
pada pintu pemasukan atau pengeluaran air.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Setelah persiapan
selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter persegi
dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang dapat
diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang telah
dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan tambahan
berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali seminggu
dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih. Lamanya
pendederan sekitar 1-2 bulan. </span></div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-75293505978855191552012-09-19T22:19:00.002-07:002012-09-19T22:19:56.742-07:00 Memilih induk Yang Baik Ikan Gurami<h2 class="art-postheader">
Budidaya Ikan Gurami
</h2>
<div class="art-postcontent post-body">
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Pembudidayaan ikan Gurami merupakan sebuah kebutuhan yang harus diberdayakan mengingat kebutuhan konsumsi ikan air
tawar jenis Gurami ini cukup tinggi. Oleh karena itu, Dinas Pertanian
dan Kehutanan UPTD Pengembangan Perikanan Kabupaten Sleman telah
memberikan pedoman teknik budidaya Gurami sang legenda ini.</span><br />
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=1652763254419076692" name="more"></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #38761d; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: medium;"><b><span style="line-height: 115%;">Memilih induk Yang Baik</span></b></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sebelum melangkah
kepada teknik budidaya ikan gurami sebaiknya terlebih dahulu kita
mengenal perbedaan antara ikan gurami jantan dan ikan gurami betina.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-F5uDwB2R3gA/T6onBerQOUI/AAAAAAAAAlo/paUa29HK0Ok/s1600/Gurami+jb.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="165" src="http://3.bp.blogspot.com/-F5uDwB2R3gA/T6onBerQOUI/AAAAAAAAAlo/paUa29HK0Ok/s400/Gurami+jb.jpg" width="400" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #38761d; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><br />
<div style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><br />
<br />
</span></div>
<span style="font-size: x-small;"><b><span style="line-height: 115%;">Ikan Gurami jantan memiliki ciri-ciri :</span></b></span></div>
<ol>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dahi terdapat tonjolan</span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dasar sirip dada terang</span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tutup insang berwarna kekuning-kuningan</span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sirip ekor rata</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #38761d; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Ikan Gurami betina memiliki ciri-ciri :</span></b></div>
<ol>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dahi tidak terdapat tonjolan</span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Dasar sirip dada gelap</span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tutup insang berwarna putih kecoklatan</span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sirip ekor melengkung</span></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #38761d; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kriteria induk yang siap dipijahkan:</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Induk Jantan : sebaiknya yang telah berumur 2 – 2,5 tahun dengan berat 1 – 1,5 kg</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Induk Betina : sebaiknya yang telah berumur 2,5 – 3 tahun dengan berat 1,5 – 2 kg.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Induk yang baik adalah yang berwarna bersih dan cerah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #38761d; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: medium;"><b><span style="line-height: 115%;">Tempat dan Cara Pembenihan</span></b></span></i></div>
<ul>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kolam yang digunakan untuk proses pemijahan bisa kolam permanen (semen) dapat juga kolam tanah.</span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kedalaman kolam minimal 1 m, kondisi air jernih dan tenang. Ph 7-8 dan untuk kolam tanah sebaiknya tidak berlumpur.</span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Perbandingan induk
pada kolam pemijahan jantan : betina adalah 1 : 3. Satu induk jantan
membutuhkan areal 20 – 30 m2. Sebagai gambaran untuk kolam 6m x 10m,
diperlukan 3 ekor jantan dan 9 ekor betina.</span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sebelum digunakan
sebaiknya kolam dikeringkan dahulu, dibersihkan dari hama dengan cara
pengapuran serta diperbaiki jangan sampai ada yang bocor. Persiapkan
juga perlengkapan untuk membuat sarang bagi induk gurami seperti sosog/
keranjang plastik dan ijuk. Ijuk berfungsi untuk membuat sarang,
sedangkan sosog atau keranjang plastik berfungsi untuk tempat meletakkan
ijuk sebagai sarang. </span></li>
</ul>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-a-yT8GeEDLg/T6on8D3iZTI/AAAAAAAAAlw/VAji9544Ur8/s1600/sarang+ikan1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="http://4.bp.blogspot.com/-a-yT8GeEDLg/T6on8D3iZTI/AAAAAAAAAlw/VAji9544Ur8/s320/sarang+ikan1.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Nah, setelah persiapan
selesai, induk gurami dapat dilepas ke kolam pemijahan. Setelah 1-2
minggu induk gurami mulai bertelur di dalam sarang yang dibuatnya
sendiri. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Wadah penetasan bisa berupa ember, corong atau akuarium. Pakailah alat yang mudah dipindah dan tidak mengandung bahan kimia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Telur yang baik
ditandai dengan warna yang jernih, apabila ada yang keruh segera buang
agar tidak mengotori air media. Telur akan menetas kurang lebih selama
36 – 48 jam. Suhu yang baik untuk penetasan adalah 29 – 30 <sup>0</sup>C. Jangan lupa ganti air setiap hari sebanyak 30%.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Benih gurami akan
habis kuning telur pada hari ke 12 (dari menetas). Pada saat itu benih
gurami harus mulai disuplai makanan dari luar. Oleh karena itu pada hari
ke 12 ini benih gurami dipindah ke kolam pendederan 1. Kolam/ bak
pendederan 1 tidak perlu luas 2 x 2 m atau 2 x 3 m sangat ideal untuk
pendederan gurami. Sebelum digunakan bak/ kolam dikeringkan dulu, diberi
kapur dan dipupuk dengan pupuk kandang (1kg/m2) untuk menumbuhkan pakan
alami. Untuk mengantisipasi tumbuhnya jamur sebaiknya sebar kolam
dengan garam grosok secukupnya. Apabila fluktuasi suhu siang dan malam
hari terlalu besar, bak perlu diberi tutup.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penebaran benih
dilakukan setelah kolam tumbuh pakan alami. Penebaran dilakukan pada
sore menjelang malam. Kedalaman air kolam 20 – 30 cm. Berikan makanan
tambahan, bisa berupa ulat, telur semut merah atau cacing sutra. Lama
pemeliharaan 15 – 18 hari.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Tabel. Umur, ukuran padat penebaran,</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">lama pemeliharaan Benih Gurami</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
</div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: medium none; margin-left: 40.85pt;"><tbody>
<tr style="height: 41.1pt;"> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(0, 112, 192); border: 1pt solid white; height: 41.1pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 54.6pt;" valign="top" width="73"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt;">Umur</span></b></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(0, 112, 192); border-color: white white white -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; height: 41.1pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 53.25pt;" valign="top" width="71"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt;">Ukuran</span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt;">(cm)</span></b></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(0, 112, 192); border-color: white white white -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; height: 41.1pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 95.15pt;" valign="top" width="127"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt;">Padat </span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt;">Penebaran</span></b></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(0, 112, 192); border-color: white white white -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; height: 41.1pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 83.5pt;" valign="top" width="111"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt;">Lama </span></b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt;">Pemeliharaan</span></b></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(0, 112, 192); border-color: white white white -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; height: 41.1pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 84.35pt;" valign="top" width="112"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: white; font-size: 12pt;">Keterangan</span></b></div>
</td> </tr>
<tr style="height: 20.55pt;"> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 54.6pt;" valign="top" width="73"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">12 hr</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 53.25pt;" valign="top" width="71"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">< 0,5</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 95.15pt;" valign="top" width="127"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">200 ek/m2</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 83.5pt;" valign="top" width="111"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">15 – 18 hari</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 84.35pt;" valign="top" width="112"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">Pendederan I</span></div>
</td> </tr>
<tr style="height: 20.55pt;"> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 54.6pt;" valign="top" width="73"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">1 bulan</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 53.25pt;" valign="top" width="71"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">1 – 2</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 95.15pt;" valign="top" width="127"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">20 – 40 ek/m2</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 83.5pt;" valign="top" width="111"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">1 bulan</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 84.35pt;" valign="top" width="112"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">Pendederan II</span></div>
</td> </tr>
<tr style="height: 19.8pt;"> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 19.8pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 54.6pt;" valign="top" width="73"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">2 bulan</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 19.8pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 53.25pt;" valign="top" width="71"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">2 – 3</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 19.8pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 95.15pt;" valign="top" width="127"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">10 – 20 ek/m2</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 19.8pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 83.5pt;" valign="top" width="111"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">2 bulan</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 19.8pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 84.35pt;" valign="top" width="112"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">Pendederan III</span></div>
</td> </tr>
<tr style="height: 19.8pt;"> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 19.8pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 54.6pt;" valign="top" width="73"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">4 bulan</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 19.8pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 53.25pt;" valign="top" width="71"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">3 – 5</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 19.8pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 95.15pt;" valign="top" width="127"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">5 – 10 ek/m2</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 19.8pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 83.5pt;" valign="top" width="111"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">2 bulan</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 19.8pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 84.35pt;" valign="top" width="112"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">Pendederan IV</span></div>
</td> </tr>
<tr style="height: 20.55pt;"> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 54.6pt;" valign="top" width="73"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">6 bulan</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 53.25pt;" valign="top" width="71"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">3 – 5 </span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 95.15pt;" valign="top" width="127"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">3 – 5 ek/m2</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 83.5pt;" valign="top" width="111"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">6 - 12 bulan</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(234, 241, 221); border-color: -moz-use-text-color white white -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 20.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 84.35pt;" valign="top" width="112"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 12pt;">Pembesaran</span></div>
</td> </tr>
</tbody></table>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Kolam <a href="http://masamru.blogspot.com/2012/05/mengenal-ikan-gurami-osphronemus.html">pembesaran ikan gurami</a> sebaiknya dibuat relatif dalam. Kedalaman kolam minimal 1m, dengan genangan air yang tenang. <i>Sebab ikan gurami tidak suka air yang alirannya deras.</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #38761d; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-size: medium;"><b><span style="line-height: 115%;">Penyakit</span></b></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penyakit merupakan
salah satu penyebab terjadinya gagal panen. Penyakit akan timbul sebagai
akibat adanya ketidakseimbangan antara ikan, lingkungan dan
mikroorganisme pathogen. Apabila terjadi perubahan kondisi lingkungan
maka akan menyebabkan terjadinya penurunan daya tahan, sehingga ikan
mudah terserang penyakit. Oleh karena itu agar ikan peliharaan tidak
terkena penyakit, sebagai pencegahan lakukan pemeliharaan sesuai
petunjuk/ prosedur.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<b><i><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Beberapa penyakit dan pengobatannya.</span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
</div>
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: medium none; margin-left: 97.55pt;"><tbody>
<tr style="height: 17.55pt;"> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(31, 73, 125); border-color: windowtext white; border-style: solid dashed; border-width: 2.25pt 1pt; height: 17.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 69.85pt;" valign="top" width="93"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: white; font-size: 14pt;">Penyebab</span></b></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(31, 73, 125); border-color: windowtext white windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid dashed solid none; border-width: 2.25pt 1pt 2.25pt medium; height: 17.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 119.2pt;" valign="top" width="159"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: white; font-size: 14pt;">Gejala</span></b></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(31, 73, 125); border-color: windowtext white windowtext -moz-use-text-color; border-style: solid dashed solid none; border-width: 2.25pt 1pt 2.25pt medium; height: 17.55pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 132.05pt;" valign="top" width="176"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span style="color: white; font-size: 14pt;">Pengobatan</span></b></div>
</td> </tr>
<tr style="height: 34.45pt;"> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(219, 229, 241); border-color: -moz-use-text-color white rgb(219, 229, 241); border-style: none dashed solid; border-width: medium 1pt 2.25pt; height: 34.45pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 69.85pt;" valign="top" width="93"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Jamur</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(219, 229, 241); border-color: -moz-use-text-color white rgb(219, 229, 241) -moz-use-text-color; border-style: none dashed solid none; border-width: medium 1pt 2.25pt medium; height: 34.45pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 119.2pt;" valign="top" width="159"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Koloni Putih</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Insang rusak</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(219, 229, 241); border-color: -moz-use-text-color white rgb(219, 229, 241) -moz-use-text-color; border-style: none dashed solid none; border-width: medium 1pt 2.25pt medium; height: 34.45pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 132.05pt;" valign="top" width="176"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Garam 0,5 – 1 %</span></div>
</td> </tr>
<tr style="height: 52pt;"> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(219, 229, 241); border-color: -moz-use-text-color white rgb(219, 229, 241); border-style: none dashed solid; border-width: medium 1pt 2.25pt; height: 52pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 69.85pt;" valign="top" width="93"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Lernea</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(219, 229, 241); border-color: -moz-use-text-color white rgb(219, 229, 241) -moz-use-text-color; border-style: none dashed solid none; border-width: medium 1pt 2.25pt medium; height: 52pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 119.2pt;" valign="top" width="159"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Sisik hilang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Jaringan rusak</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Berenang tak teratur</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(219, 229, 241); border-color: -moz-use-text-color white rgb(219, 229, 241) -moz-use-text-color; border-style: none dashed solid none; border-width: medium 1pt 2.25pt medium; height: 52pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 132.05pt;" valign="top" width="176"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Difterex 0,25 – 0,5 ppm</span></div>
</td> </tr>
<tr style="height: 35.1pt;"> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(219, 229, 241); border-color: -moz-use-text-color white windowtext; border-style: none dashed solid; border-width: medium 1pt 2.25pt; height: 35.1pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 69.85pt;" valign="top" width="93"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Hydropylla</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(219, 229, 241); border-color: -moz-use-text-color white windowtext -moz-use-text-color; border-style: none dashed solid none; border-width: medium 1pt 2.25pt medium; height: 35.1pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 119.2pt;" valign="top" width="159"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Luka</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">Hemoragik</span></div>
</td> <td style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(219, 229, 241); border-color: -moz-use-text-color white windowtext -moz-use-text-color; border-style: none dashed solid none; border-width: medium 1pt 2.25pt medium; height: 35.1pt; padding: 0mm 5.4pt; width: 132.05pt;" valign="top" width="176"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt;">OTC 3 -5 g/kg pakan</span></div>
</td> </tr>
</tbody></table>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin: 0mm 56.9pt 0.0001pt 0mm; text-align: right;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sumber: BBAT Sukabumi </span></div>
<div align="right" class="MsoNormal" style="margin: 0mm 56.9pt 0.0001pt 0mm; text-align: right;">
</div>
</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-58826439254322270722012-09-19T22:17:00.002-07:002012-09-19T22:17:49.471-07:00HAMA DAN PENYAKIT IKAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-gpkA6SeC3w0/UFqm8kBBvmI/AAAAAAAAAxI/p2nYBLYDM4w/s1600/Penyakit+ikan+dan+hama.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-gpkA6SeC3w0/UFqm8kBBvmI/AAAAAAAAAxI/p2nYBLYDM4w/s1600/Penyakit+ikan+dan+hama.jpeg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span>HAMA DAN PENYAKIT</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Penyakit</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Gangguan yang
dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut penyakit non
parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non
parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun
berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau
kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan
mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Memang diperlukan
pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya. ikan-ikan
yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Gangguan lain
yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri, virus,
jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena penyakit
yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>1)<span> </span>Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Pencegahan
timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan
melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala
stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi
dengan pinset.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Pengobatan bagi
ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span>Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.</span></div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-68500630441432980192012-09-03T03:30:00.001-07:002012-09-03T03:30:38.888-07:00Penyakit Arwana Yang Umum Dijumpai<div style="text-align: justify;">
<strong>Penyakit Ikan Arwana</strong></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-_97G3j7gyjo/UESGxa-1ktI/AAAAAAAAAqU/by2-K4ryquk/s1600/Penyakit+ikan+arwana.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-_97G3j7gyjo/UESGxa-1ktI/AAAAAAAAAqU/by2-K4ryquk/s1600/Penyakit+ikan+arwana.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu resiko membudidayakan ikan Arwana adalah mati karena
penyakit seperti Redspot, Jamur, Gigit Ekor, Stress dll. Di bawah ini
diuraikan beberapa penyakit yang sering diderita Arwana gejala dan cara
penanggulangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>1. Penyakit Gigit Ekor</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebelum menderita penyakit ini biasanya arwana akan menunjukan
perilaku yang lain daripada biasanya. Arwana akan kelihatan gelisah
dengan berenang hilir mudik kesana kemari. Beberapa hari kemudian sirip
ekor akan robek-robek selaputnya sehingga mirip sisir dan yang
tertinggal hanyalah jari-jari siripnya. Gejala ini mulanya hanya kecil
lalu akan bertambah panjang dan tidak jarang sebagian dari jari sirip
itu akan hilang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh sejenis parasit yang menempel
pada ekor arwana dan menyebabkan rasa gatal yang tidak tertahankan.
Arwana berusaha mengatasinya dengan cara berenang hilir mudik dan
menggigiti ekornya sehingga tampak compang-camping.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pengobatan penyakit ini tergolong mudah. Pindahkan Arwana ke dalam
aquarium lain yang bersih (steril) dan sudah diisi dengan air yang
memenuhi syarat. Masukan sekitar 20 tetes obat Tropical Fish Medicine
dan biarkan arwana tetap di dalamnya selama beberapa hari. Jangan lupa
membersihkan aquarium yang satunya agar nantinya arwana bisa menempati
kembali tanpa khawatir terjangkit lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>2. Tutup Insang Melengkung</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Sering kita lihat tutup insang arwana melengkung keluar, sehingga
sebagian insangnya kelihatan. Arwana dengan kondisi seperti ini tentu
tidak sedap dipandang. Ikan Arwana yang satu ini mati karena penyakit
insang, dengan ciri-ciri insang ikan berubah menjadi hitam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penyebab penyakit ini bermacam-macam, yang pertama disebabkan
kualitas air dalam aquarium yang tidak memenuhi standar terutama
suhunya. Aquarium yang terlalu dingin atau tidak hangat bisa mendorong
ikan arwana terkena penyakit ini. Penyebab lainnya adalah pemberian
obat-obatan yang kelewat dosis, serangan sejenis bakteri, atau karena
air dalam aquarium rendah kandungan oksigennya. Hal ini dapat dijelaskan
karena air yang mempunyai kandungan oksigen yang rendah akan llebih
sering membuat arwana membuka dan menutup insangnya. Gerakan itu sering
tidak sempurna. Artinya sebelum tutup insang benar-benarmenutup, keburu
dibuka lagi untuk menghirup sedalam-dalamnya air untuk memenuhi tuntutan
oksigen. Dari gerakan yang tidak sempurna ini kemudian tutup insang
arwana tetap terbuka dan tubuhnya tidak normal.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mencegahnya agar menjaga kandungan oksigen dalam air tetap
tinggi diatasi dengan memberikan cukup aerasi pada aquarium. Jika perlu
aerator diganti dengan tenaga yang lebih besar. Kemudian tidak lupa
menjaga keseluruhan kualitas air tetap prima sehingga tetap layak dihuni
oleh arwana.</div>
<div style="text-align: justify;">
Teknik pengobatan ikan Arwana, salah satunya adalah dengan menjepit
ikan yang sakit diantara dua penjepit kaca didalam ember, dan men-supply
oksigen murni langsung kearah insangnya. Jika tutup insang yang
melengkung ini belum terlalu parah maka bisa diperbaiki dengan jalan
melakukan operasi kecil pada tepi tutup insangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>3. Mogok Makan</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Arwana yang mogok makan biasanya terlalu sering diberi kelabang
hidup. Mereka akan enggan menerima makanan lain, juga kelabang yang
sudah mati. Jika sudah seperti ini maka puasakan arwana selama kurang
lebih seminggu jangan diberi makan apapun. Kemudian berilah makanan
jenis lain misalnya jangkrik, kadal, kodok kecil, atau ikan kecil. Bila
setelah seminggu arwana belum juga mau makan sebaiknya seiakan ikan
hidup saja karena tahan hidup. Perlu diperhatikan agar untuk menjaga
arwana tidak juling sebaiknya dipilih ikan penghuni permukaan seperti
guppy. Dengan demikian kita tidak perlu khawatir dan arwana mampu
kembali seperti semula. Bila cara tersebut masih belum memberi hasil
maka kita biarkan saja sampai arwana mau menerima makanan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alternatif lainnya adalah dengan memberikan sebutir obat Hobbi Fishes
ke dalam 200 liter air yang sering dipakai untuk tempat arwana
bersemayam. Obat berbentuk kapsul ini berkhasiat untuk menyembuhkan
stres dan berbagai penyakit serta untuk merangsang nafsu makan arwana.
Pilihan terakhir berikan kelabang seminggu sekali berselang seling
dengan jenis makanan lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>4. Penyakit Mata Juling</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyakit ini timbul karena banyak hal. Terlalu seringnya ikan arwana
berburu ikan di dasar atau pojok aquarium dianggap sebagai salah satu
penyebab utama. Tentu tidak berlebihan jika ada nasehat untuk memberi
makan arwana dengan yang mengapung saja. Terlalu sering arwana melihat
ikan kecil yang ada di bawahnya menyebabkan otot matanya bertambah
panjang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mata yang melorot juga bisa disebabkan karena arwana kurang
mendapatkan sinar matahari yang cukup. Ini mungkin dikaitkan dengan
khasiat sinar matahari terhadap pertumbuhan mata manusia.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mengobati mata juling bisa dilakukan dengan memindahkan arwana
pada tempat yang lebih luas dan mendapat sinar matahari langsung sambil
diberi makanan yang terapung. tempat yang dipilih bisa berupa bak dari
bahan fiberglass atau bak semen. Dengan cara tersebut maka 80% arwana
akan sembuh. Cara lainnya adalah dengan melakukan operasi kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>5. Dubur Ikan merah dan Membengkak</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila kita melihat dubur arwana berwarna merah dan membengkak
jangan sampai mengira bahwa mereka sedang birahi. Itu pertanda bahwa
arwana sedang kesulitan, yang dapat berujung pada kematian.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dubur arwana memerah dan bengkak karena disebabkan oleh pemberian
makanan yang tidak bersih. Akibatnya pencernaan ikan terganggu sehingga
arwana kesulitan mengeluarkan ekskresinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mencegahnya maka makanan harus dibersihkan sebelum diberikan
pada arwana. Apapun jenis makanan hidup yang diberikan sebaiknya
dipuasakan dahulu selama 1-2 hari. Arwana yang menderita dubur merah dan
bengkak bisaa diobati dengan amonium sulfat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>6. Sisik Berdiri</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Sisik berdiri dan kadang ada sebagian yang membusuk biasanya
disebabkan karena oleh lingkungan yang kotor. Penggantian air yang rutin
dapat menghindarkan arwana dari penyakit ini. Untuk arwana yang sedang
dihinggapi penyakit ini dapat diberikan amonium sulfat sebagai obatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>7. Tulang Punggung Bengkok</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Penyakit ini bisa disebabkan beberapa hal. Pertama karena adanya
serangan bakteri yang masuk kedalam tubuh arwana sehingga mengakibatkan
pertumbuhan punggung tidak normal. Penyebab lain adalah karena kesalahan
dalam memberikan obat. Penyebab terakhir adalah karena ukuran akuarium
yang terlalu kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mencegahnya tempatkan arwana ke dalam awuarium yang ukurannya
cukup. Jaga kebersihan aquarium agar arwana tidak dijangkiti bakteri dan
jangan memberikan obat yang salah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>8. Ekor Patah</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Sama seperti penyakit tulang punggung bengkok penyakit ini disebabkan
karena ukuran aquarium yang terlalu sempit. Selain itu bisa disebabkan
karena penanganan yang kurang baik. Misalnya pada waktu dipindahkan
arwana berontak atau saat pertama kali dimasukan ke dalam aquarium
mereka berenang kencang dan menubruk. Karena penyebabnya lebih
dikarenakan faktor teknis maka penanganannya harus hati-hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>9. Sungut tumbuh pendek</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungut arwana tidak tumbuh sempurna dan kelihatan janggal dengan
bentuk badannya yang besar. Arwana bersungut tidak imbang bisa terjadi
karena ditempatkan dalam aquarium yang terlalu kecil. Hampir senada
dengan penyebab punggung bengkok, arwana bersungut pendek dapat
disebabkan oleh kesalahan pemberian obat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk mendapatkan pertumbuhan sungut yang normal bisa dilakukan
dengan membersihkan aquarium secara rutin dan mengganti airnya. Jangan
lupa, tempatkan arwana dalam aquarium yang sepadan dengan besar badan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>10. Ekor dan Sirip Mengerut</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Ekor dan sirip yang mengerut bisa terjadi bila air di dalam aquarium
terlampau kotor atau suhu air yang terlalu rendah. Penangan dengan
kembali mengatur panas dengan menambah heater dan membersihkan aquarium.
Bisa juga diberi obat amonium sulfat secukupnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>11. Sungut Menjorok Ke Bawah</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Arwana yang sehat memiliki tampilan sungut ke depan. Namun sering
arwana sungutnya lunglai, menjorok ke bawah. Ini merupakan pertanda
arwana berada pada lingkungan yang tidak semestinya. Untuk mengembalikan
kondisi arwana seperti semula sebaiknya suhu dan kebersihan air
aquarium lebih diperhatikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>12. Mata Berkabut</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Mata berkabut atau “Cloudy Eye” ditandai dengan memutihnya selaput
mata ikan. Permukaan luar mata tampak dilapisi oleh lapisan tipis
berwarna putih.</div>
<div style="text-align: justify;">
Secara umum gejala ini disebabkan oleh kondisi kualitas air yang
memburuk, terutama sebagai akibat meningkatnya kadar amonia dalam air.
Apabila gejala mata berkabut terjadi, makah hal yang harus dicurigai
terlebih dahulu adalah kondisi air. Koreksi parameter air hingga sesuai
dengan keperluan ikan yang bersangkutan. Apabila gejala ini terjadi,
sedangkan parameter air dalam keadaan normal, maka terdapat kemungkinan
gejala tersebut disebabkan oleh hal lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya mata berkabut adalah:</div>
<div style="text-align: justify;">
- Infeksi sekunder, menyusul terjadinya kerusakan fisik pada mata.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Produksi lendir berlebihan, biasanya sebagai akibat reaksi terhadap
infestasi protozoa parasit (penyakit selaput lendir kulit); kualitas
air yang memburuk (amonia, nitrit, dan nitrat); nilai pH yang tidak
sesuai; keracunan (klor/kloramin); atau akibat pemberian perilaku
pengobatan yang tidak sesuai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<em>- Diplostomum</em> (fluke pada mata). Dalam kasus ini bagian mata yang memutih adalah lensanya, bukan permukaan luar mata.</div>
<div style="text-align: justify;">
- Infeksti bakteri eksternal</div>
<div style="text-align: justify;">
- Kekurangan vitamin, khususnya vitamin A, B, dan C.</div>
<div style="text-align: justify;">
Gejala mata berkabut bisa juga disertai dengan Exophtahlmia (Pop Eye/Mata menonjol), malaise, atau iritasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Perawatan dan pemulihan mata berkabut hendaknya mengacu pada penyebab
yang menimbulkannya. Oleh karena itu, carilah dan coba indentifikasi
dengan seksama kemungkinan penyebabnya sebelum melakukan tindakan
pemulihan.</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-3414432763859092242012-09-03T03:26:00.001-07:002012-09-03T03:26:35.871-07:00Merawat Arwana agar Sehat dan Gesit<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-502RPSoeWjg/UESF1WOZoYI/AAAAAAAAAqM/G4m7O6VihwI/s1600/merawat+ikan+arwana.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-502RPSoeWjg/UESF1WOZoYI/AAAAAAAAAqM/G4m7O6VihwI/s1600/merawat+ikan+arwana.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Setiap akuarium,
sebaiknya hanya ada seekor arwana saja (soliter), sebab tidak mudah bagi
seekor arwana untuk hidup berdampingan dengan ikan sejenisnya. Untuk
mendapatkan ikan arwana yang berkualitas dan sehat tentunya dibutuh
kondisi dalam akuarium yang nyaris sama dengan habitat aslinya. Makanan
harus cukup dan diberikan secara teratur, kualitas air juga terkontrol
dengan baik dan diberi obat-obatan agar tidak tercemar oleh zat-zat
kimia yang beracun.</span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Kondisi Akuarium<br />
Siapa pun yang memelihara arwana pasti dengan bangga akan menempatkan
ikannya di kuarium terbaik. Agar keanggunan itu terpantul maksimal, maka
hanya seekor arwana saja dalam satu akuarium. Jangan meletakkan
akuarium di dekat dinding (tembok) apalagi sampai menempel. Sebab bila
arwana melihat serangga seperti kecoa atau cecak di dinding, ia akan
melompat dan menyeruduk dinding kaca aquarium, sehingga bisa luka.
Perhitungkan besar akuarium dengan besar ikan, agar ikan bisa bergerak
bebas dan meluncur di ruangan yang cukup. Beri penerangan yang memadai.
Untuk mengontrol suhu air (27-30 derajat Celcius), sebaiknya dipasang
termometer di dinding akuarium dan ujungnya tercelup ke air. Ukur pH
sekurangnya seminggu sekali.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Memberi Makan<br />
Meskipun tidak ada patokan, sebaiknya arwana diberi makan 3 – 4 kali
sehari. Dibutuhkan 8-10 ekor jangkrik sehari. Sebelum diberikan, kaki
belakang jangkrik yang bergerigi dipotong dulu, agar tidak menggores
kerongkongan arwana. Harus diusahakan agar makanan tidak tersisa di
aquarium. Jangkrik, kelabang, kecoa dan udang, mengandung zat karoten
dan kitin yang bisa memberi efek sisik yang indah, cerah dan mengkilap
pada arwana.<span id="more-934"></span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Kualitas Air<br />
Selain suhu dan pH, maka kualitas air juga dijaga dengan membuang
kotoran air yang berasal dari kotoran ikan itu sendiri dan sisa makanan.
Dengan saringan, kotoran bisa diangkat, sedangkan kotoran yang
mengendap di dasar akuarium disedot dengan selang. Melakukannya harus
pelan-pelan agar ikan tidak stres akibat air berguncang hebat. Setiap
tiga bulan akuarium dikuras total dan kaca harus bebas dari lumut, dan
sabuni dinding akuarium dan bila sudah, keringkan dengan sinar matahari,
agar jamur dan bibit penyakit mati. Air baru dalam akuarium harus
diendapkan dulu 24 jam sebelum ikan dimasukkan kembali ke akuarium.
Kandungan oksigen dalam air harus dijaga dengan memasang aerator yang
sekaligus berfungsi sebagai pompa dan saringan kotoran.</span><br /><span style="font-family: Arial;"><br />
Menggabung Arwana dalam Satu Akuarium<br />
Yang ideal dua ekor arwana dicampur ketika masih kecil. Namun bila sudah
dewasa umumnya bisa asalkan akuarium diberi sekat kaca. Bila kedua ikan
terlihat marah dengan membuka mulut lebar-lebar, berarti keduanya tidak
akur. Bila dalam seminggu tidak ada perubahan, berarti mereka tidak
cocok. Ambil ikan yang lain, lakukan cara serupa, bila tidak
memperlihatkan kemarahannya, berarti cocok, pelan-pelan kaca sekat
dilepas. Amati seksama. Bila keduanya tidak saling mengejar. Berarti
mereka bisa hidup damai.</span></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Pakan<br />
Setiap minggu, seekor arwana diberi makanan tambahan 2-3 ekor kadal yang
tidak terlalu besar dan setiap dua minggu diberi tiga ekor kelabang.
Kelabang atau lipan ini termasuk makanan favorit arwana, sehingga harus
hati-hati memberikannya. Jika setiap hari diberi kelabang, maka arwana
akan enggan memakan jangkrik atau kodok sekali pun. Dia hanya mau makan
kelabang.<br />
Namun begitu, seekor ikan arwana memburu kelabang di dalam air adalah
sebuah atraksi menarik di dalam akuarium Anda. Karena kelabang mampu
bergerak sangat cepat meskipun di dalam air, maka arwana pun harus
mempertontonkan ’’kemahirannya” berburu makanan. Ia akan meliuk-liuk dan
terus mendesak kelabang, sampai akhirnya bisa menangkap dan menelannya.<br />
Arwana juga mau makan ikan hidup. Umumnya di Indonesia diberikan ikan
mas dan sepat yang masih anakan. Namun harus berhati-hati, sebab bukan
mustahil ikan membawa bakteri dan penyakit itu juga akan menjangkiti
arwana. Udang mati pun disukai arwana, namun untuk pemeliharaan di
akuarium, sebaiknya tidak usah diberikan, sebab akan membuat air
akuarium keruh dan sisa makanan itu akan mudah membusuk dan menimbulkan
penyakit bagi arwana.<br />
Agar arwana tidak juling jangan menyebarkan makanan sekaligus ke dalam
akuarium. sebab akan membingungkan arwana dan matanya akan menatap ke
segala arah. Berikan jangkrik atau kelabang satu persatu, sehingga ikan
hanya akan memburu satu mangsa saja.<br />
Sebenarnya arwana juga memakan kecoa, cicak, laron atau belalang,
sebagai selingan jangkrik. Namun, arwana jangan terlalu sering diberi
makan cecak, matanya tidak melotot atau tersembul ke luar.<br />
Agar arwana tetap sehat dan berkualitas, yang tidak kalah pentingnya
adalah menjaga air akuarium tetap bersih sehat dan cocok untuk habitat
arwana. Maka dari itu, dibutuhkan beberapa obat untuk menjernihkan air
dan menjaga agar kondisi akuarium cocok sebagai habitat arwana.
Obat-obatan ini umumnya sudah dikemas dalam bentuk jadi, sehingga bisa
langsung dibeli di pedagang ikan hias dan mencampurkannya ke air
akuarium sesuai dosis yang dianjurkan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: Arial;">Penyakit<br />
Penyebabnya terbagi dua, yakni organisme nonparasiter dan parasiter.
Organisme parasiter yang berasal di virus, bakteri, jamur, cacing atau
protozoa. Sedang yang nonparasiter seperti faktor lingkungan, makanan
dan keturunan. Namun pada kenyataannya, serangan kedua jenis penyebab
penyakit itu sulit dibedakan.<br />
Ada ciri-ciri khas ikan arwana yang teserang penyakit, baik akibat dari
parasiter maupun nonpasrasiter, yakni terlihat pasif dan lemah,
cenderung berenang di permukaan air, nafsu makan menurun, sulit
bernapas, tubuh ikan tidak licin, karena selaput lendir berkurang,
sehingga ikan mudah ditangkap. Tanda lainnya, pada bagian dada terjadi
pendarahan dan sisik rusak, sirip punggung pecah-pecah.<br />
Faktor lingkungan yang menyebabkan ikan sakit antara lain, pH air.
Fluktuasi pH air ini dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti terdapatnya
gas CO2 di air. Kemudian perubahan suhu air yang secara tiba-tiba juga
sangat mempengaruhi kesehatan ikan. Selain itu berkurangnya jumlah
oksigen di dalam air dan adanya gas beracun seperti CO2, amoniak dan
polusi air juga akan mengganggu kesehatan ikan. Kemudian faktor makanan,
seperti sudah disinggung di atas tadi, memberi makanan ikan segar akan
riskan, sebab ikan bisa membawa penyakit. Lalu faktor keturunan juga
membawa masalah pada arwana, seperti sisik yang tidak bagus, punggung
tidak lurus atau albino dan kembar siam.<br />
Organisme parasiter dapat menimbulkan gejala-gejala infeksi kutu ikan,
insang busuk, bintik putih, cacar dan tuberkolosis, terinfeksi jamur
Saprolegnia dan Achlya, bakteri perusak sirip dan penyakit gatal.<br />
Bila kita melihat betapa indah dan anggunnya ikan arwana di akuarium,
apalagi ketika ia mengejar mangsanya, kita akan terpesona dan kagum.
Namun untuk itu, arwana juga membutuhkan perawatan yang saksama dan
hati-hati. Sebab banyak jenis penyakit yang siap ’’menerkamnya”. <strong>(Dasriel Rasmala)</strong></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;">dari : sinarharapan.co.id</span></div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-75898061728883385442012-08-23T02:15:00.000-07:002012-08-23T02:15:02.604-07:00Membuat Pelet Ikan GUrame<div style="text-align: justify;">
<span class="ctn_midle"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-wnyzRYUeUW8/UDX0caz_DEI/AAAAAAAAAkM/LUUf33D1fI8/s1600/pelet+Ikan+Gurame.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-wnyzRYUeUW8/UDX0caz_DEI/AAAAAAAAAkM/LUUf33D1fI8/s1600/pelet+Ikan+Gurame.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
Kita perlu memahami bahwa pakan buatan sendiri hanya bersifat pelengkap
atau tambahan guna memenuhi kebutuhan energi ikan yang dipelihara.
Pakan tambahan atau yang bersifat pelengkap peran utamanya adalah
sebagai penyedia energi. Pakan ini bersifat melengkapi pakan komersial
buatan pabrik atau pelengkap bagi pakan alami yang tersedia dalam kolam.<br />
Membuat pakan untuk ikan gurami relatif lebih mudah karena ikan ini
dikenal sebagai hewan herbivora, yaitu hewan yang suka makan tumbuhan.
Oleh karena itu bahan-bahan untuk membuat pakan gurami dapat menggunakan
tumbuh-tumbuhan yang terdapat di lingkungan kita. Kita dapat
menggunakan daun singkong, kedelai,atau daun lainnya yang disukai oleh
gurami. Untuk mengujinya maka daun tersebut bisa kita berikan langsung
kepada ikan gurami, jika respon yang diberikan positif (ikan mau
memakannya) berarti daun tersebut dapat digunakan sebagai bahan baku
pakan.<br />
Tanaman dari kelompok <em>Leguminosa</em> sudah sering digunakan
sebagai bahan makanan ternak, baik daun maupun biji-bijiannya.
Bahan-bahan ini mengandung protein yang cukup tinggi, yaitu sekitar 20 –
30 %. Kita perlu mengolah terlebih dulu bahan baku tersebut agar dapat
menghilangkan atau mengurangi dampak negatif dari senyawa anti nutrisi
yang terdapat di dalamnya.<br />
Cara yang biasa digunakan adalah dengan merendam daun / biji-bijian
dalam air dicampur kapur selama 24 jam, atau dengan merebusnya di dalam
air selama 1 jam. Proses ini akan melarutkan sebagian senyawa anti
nutrisi tetapi juga akan menghilangkan sebagian dari vitamin yang
terkandung di dalamnya.<br />
Setelah itu bahan-bahan tersebut digiling hingga halus. Untuk
menggiling biji-bijian dapat menggunakan gilingan kopi, sedangkan untuk
daun-daunan harus dicincang terlebih dulu sebelum digiling. Meskipun
mempunyai nilai gizi tinggi, tetapi karena mengandung berbagai senyawa
anti nutrisi maka penggunaanbahan baku ini untuk pakan ikan terbatas
maksimum 10 kg/100 kg pelet.<br />
Sumber protein hewani yang biasanya mudah didapat adalah bekicot dan keong (<em>M</em><em>ollusca</em>). <em>Mollusca </em>mengandung
protein tinggi, bisa mencapai 60 % (menyamai tepung ikan), selain itu
juga mengandung lemak dan asam-asam lemak yang dibutuhkan sebagai sumber
energi bagi ikan. Kandungan lemak keong dan sejenisnya biasanya
sekitar 6 %.<br />
Untuk memanfaatkan hewan ini terlebih dulu harus dikeluarkan dari
rumahnya (cangkang), cara sederhana adalah dengan memecah “rumahnya” dan
mengambil dagingnya, atau dapat dilakukan dengan merebus dalam air
selama 15-20 menit. Setelah itu keong atau bekicot dipotong-potong lalu
dimasukkan dalam gilingan daging. Prosentase yang digunakan sekitar
5-10 kg/100 kg pelet yang dibuat.<br />
Untuk merekatkan campuran bahan baku yang digunakan menjadi bentuk
pelet kita memerlukan bahan yang mengandung kanji, seperti tapioka,
tepung jagung, tepung beras, atau tepung terigu. Bahan yang paling
murah sudah tentu tapioka atau limbah industri tapioka. Bahan-bahan ini
sudah berbentuk tepung sehingga mudah menggunakannya. Agar dapat
berfungsi sebagai perekat maka bahan yang mengandung kanji perlu
dicampur dengan air panas. Jumlah yang diperlukan bisa mencapai 25-30
kg/100 kg pelet.<br />
Pada musim panen padi biasanya harga dedak di penggilingan padi
menurun. Dedak juga dapat digunakan sebagai sumber energi bagi ikan
gurami. Jumlah yang digunakan antara 15-25 kg/100 kg pelet.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
smbr:trobos</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-48053644085016869212012-08-22T07:23:00.003-07:002012-08-22T07:23:47.980-07:00Harga Ikan Arwana<div style="text-align: justify;">
<b>Harga Arwana</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Mahal tidaknya harga seekor Arwana tergantung pada banyak hal, di
antaranya: ukuran, pola warna, kesempurnaan bentuk tubuh, keunikan<b>,</b>
kelangkaan, prestasi (pernah juara kontes atau tidak), perilaku ikan
(interaksi ikan dengan manusia) dan umur. Biaya administrasi seperti
sertifikat, microchip dan pengiriman via kapal laut juga menjadi faktor
penyebab mahalnya ikan Arwana<b>. </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Ikan yang sangat unik dan langka seperti juvenil crossback kembar
siam (dua kepala 1 badan) dijual dengan harga fantastis Rp 812 juta
rupiah. Ini baru harga juvenilnya….. !!! Bagaimana dengan harga ikan
dewasa ???.<b> </b></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari daftar harga di bawah ini<b>, </b>dapat diketahui
bahwa harga rata-rata ikan Arwana Super Red masih menjadi yang termahal
dengan kisaran 20 -80 juta. Ikan endemik asli Indonesia ini memang
diakui oleh hobiis sebagai spesies Arwana yang paling indah<b>. </b>Harga
varian Crossback asal Malaysia juga tidak jauh berbeda dengan Super
Red. Arwana ini juga memiliki warna dan corak yang indah sehingga sangat
wajar jika dijual dengan harga yang tinggi.<b><br />
</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini adalah contoh daftar harga berbagai jenis ikan Arwana di
Inggris (Kurs Rp 14.000) dan Thailand (Kurs Rp. 10.000). Daftar harga
ini termasuk patokan harga terendah untuk masing-masing jenis Arwana.
Sumber: www.arowana.co.uk/arowana-shop-productlist.php?category=arowana</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tabel 1.</b>Daftar Harga ikan Arwana</div>
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" style="margin-left: 0px; margin-right: 0px; text-align: left; width: 473px;"><tbody>
<tr>
<td width="128"><b>Jenis Arwana</b></td>
<td width="128"><b>Varian</b></td>
<td width="128"><b>Harga dalam Poundsterling Inggris (GBP)<br />
</b></td>
<td width="128"><b>Harga (dalam jutaan Rupiah) </b></td>
<td width="128"><b>Harga jual di Negara</b></td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Hijau</td>
<td width="128">Green Arowana</td>
<td width="128">120</td>
<td width="128">1,68</td>
<td width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Perak</td>
<td width="128">Red Banjar</td>
<td width="128">200</td>
<td width="128">2,8</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Emas Indonesia</td>
<td width="128">Red Tail Golden (RTG)</td>
<td width="128">350</td>
<td width="128">4,9</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Emas Indonesia</td>
<td width="128">Highback RTG</td>
<td width="128">650</td>
<td width="128">9,1</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Emas Malaysia</td>
<td width="128">Crossback Golden</td>
<td width="128">1300</td>
<td width="128">18,2</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Emas Malaysia</td>
<td width="128">Blue Base Crossback</td>
<td width="128">1350-2800</td>
<td width="128">18,9 – 39,2</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Emas Malaysia (Sangat Jarang)</td>
<td width="128">Siamese Double Headed Crossback Golden (Kembar Siam 2 Kepala)</td>
<td width="128">58000</td>
<td width="128">812</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Merah</td>
<td width="128">Super Red</td>
<td width="128">1200-5200</td>
<td width="128">16,8 – 72,8</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Merah</td>
<td width="128">Chili Red</td>
<td width="128">1100</td>
<td width="128">15,4</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Merah</td>
<td width="128">Violet Fusion Super Red</td>
<td width="128">1350</td>
<td width="128">18,9</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Merah</td>
<td width="128">Super Red King</td>
<td width="128">4000</td>
<td width="128">56</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Hybrid: RTG x Super Red</td>
<td width="128">RTG Splendour</td>
<td width="128">850</td>
<td width="128">11,9</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Hybrid: Crossback x Super Red</td>
<td width="128">Red Splendour Crossback (Tong Yang)</td>
<td width="128">1400</td>
<td width="128">19,6</td>
<td valign="top" width="128">Inggris/Great Britain</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Perak Brazil</td>
<td width="128">Silver Arowana</td>
<td width="128">USD 30</td>
<td width="128">300 ribu Rupiah</td>
<td valign="top" width="128">Thailand</td>
</tr>
<tr>
<td width="128">Arwana Papua</td>
<td width="128">Jardini Arowana</td>
<td width="128">USD 30</td>
<td width="128">300 ribu Rupiah</td>
<td valign="top" width="128">Thailand</td></tr>
</tbody></table>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-49777092421318175242012-08-22T07:21:00.003-07:002012-08-22T07:21:59.648-07:00Variasi warna sisik ikan ArwanaArwana juga memiliki berbagai macam model sisik
yang unik. Ada yang memiliki 3 warna dalam satu sisik, ada yang
memiliki pola cincin yang tebal atau hanya memiliki warna dasar saja.<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://dody94.files.wordpress.com/2011/02/sisik-arwana.jpg"> </a><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-1380" height="168" src="http://dody94.files.wordpress.com/2011/02/18-sisik-arwana.jpg?w=500&h=168" title="18.sisik arwana" width="500" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gambar 1</b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b> </b> Variasi warna sisik ikan Arwana. 1. Sisik dengan warna dasar biru (<i>blue base</i>) dan cincin merah. 2. Sisik dengan pola warna cincin yang tebal. 3. Sisik dengan pola cincin yang tipis.</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Gambar 1 di atas menunjukkan sebagian dari variasi warna sisik
Arwana Merah. Tingkat kecerahan dan pola warna sisik sangat menentukan
harga jual Arwana. Ikan dengan warna dasar sisik biru dan cincin merah
memiliki harga jual yang lebih mahal dibandingkan warna lainnya.
Demikian pula pola cincin sisik yang tipis dan berwarna terang akan
memiliki harga jual lebih mahal dibandingkan pola cincin sisik yang
tebal.</div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan kualitas warnanya, hobiis mengenal beberapa tipe kelas
untuk Arwana. Varian Super Red, Chili Red, dan Blue Base Super Red yang
warnanya sangat cerah masuk dalam Grade 1. Jenis Arwana dengan warna
merah kurang cerah seperti Yellow Red dan Orange Red masuk dalam Grade
1.5. Sedangkan seluruh Arwana diluar Super Red, Crossback dan RTG
seperti Arwana Hijau, Pino, Red Banjar dan Yellow Banjar dikategorikan
sebagai Arwana Grade 2. Posisi Crossback, RTG dan Hybrid Arowana masih
belum jelas. Bisa Grade 1 atau 1.5 tergantung kualitas ikannya.</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-45307270410001873872012-08-22T07:19:00.002-07:002012-08-22T07:19:27.245-07:003 tipe kepala Ikan Arwana<div style="text-align: justify;">
3 tipe kepala Arwana, yaitu:
normal, sendok dan king seperti tampak pada Gambar 1. Tipe normal
dimiliki kebanyakan arwana, tipe sendok dicirkan dengan bentuk kepala
yang panjang dan berlekuk ke bawah. Sedangkan tipe King ditandai dengan
ukuran kepala yang kecil dengan lekuk ekstrim. Ciri lain adalah adanya
tonjolan (bungkuk/bongkok/humpback) dekat kepala yang sepintas mirip
bentuk mahkota di atas kepala seorang Raja . Oleh karena itu, hobiis
menyebut tipe ini sebagai Arwana King</div>
<div style="text-align: justify;">
<img alt="" class="alignnone size-full wp-image-1378" height="225" src="http://dody94.files.wordpress.com/2011/02/16-bentuk-kepala-arwana.jpg?w=500&h=225" title="16.BENTUK KEPALA ARWANA" width="500" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gambar 1</b>. Bentuk Kepala Ikan Arwana. Normal (kiri), Sendok (tengah) dan King (kanan).</div>
<div style="text-align: justify;">
Arwana King memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan
Arwana biasa. Bentuk yang unik ini mungkin terjadi akibat
mutasi/kelainan genetik. Populasi Arwana King di penangkaran tergolong
jarang sehingga harga ikan jenis ini sangat tinggi di pasaran. Varian
King ditemukan pada semua spesies Arwana termasuk Arwana Merah seperti
dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://dody94.files.wordpress.com/2011/02/17-king-superred-arowana-panda.jpg"><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-1379" height="315" src="http://dody94.files.wordpress.com/2011/02/17-king-superred-arowana-panda.jpg?w=500&h=315" title="17.King Superred Arowana - Panda" width="500" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gambar 2.</b> Arwana King. Perhatikan lengkung
kepalanya yang ekstrim dan tubuhnya yang pendek. Arwana unik ini
termasuk jarang sehingga harganya sangat tinggi di pasaran.</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1652763254419076692.post-76388455370646738392012-08-22T07:17:00.001-07:002012-08-22T07:17:30.519-07:00Arwana Merah/Super red Arowana<b>Arwana Merah/Super red Arowana</b> (<i>Scleropages legendrei</i> Pouyad, Sudarto & Teugels, 2003)<br />
<div style="text-align: justify;">
Arwana merah atau Super Red Arowana termasuk satwa endemik Kalimantan
Barat yang secara alami memiliki daerah sebaran terbatas di hulu sungai
Kapuas dan Danau Sentarum (Gambar 2). Arwana ini mudah dikenali dari
warnanya yang merah cerah mulai dari mulut, penutup insang hingga ekor
seperti tampak pada Gambar 1 dibawah ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://dody94.files.wordpress.com/2011/02/14-zuper-red.jpg"><img alt="" class="alignnone size-full wp-image-1376" height="284" src="http://dody94.files.wordpress.com/2011/02/14-zuper-red.jpg?w=500&h=284" title="14.Zuper red" width="500" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gambar 1.</b> Arwana Merah</div>
<div style="text-align: justify;">
Lahan basah atau daerah tergenang di sekitar danau Sentarum umumnya
tergolong asam dengan pH < 6. Airnya berwarna sedikit gelap atau
kemerahan, disebabkan oleh kandungan tanin tinggi yang berasal dari
gambut serta sisa tumbuhan yang membusuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
Warna merah yang menyolok pada Arwana ini diduga sebagai adaptasi
terhadap kondisi perairan yang unik tersebut. Dalam lingkungan seperti
ini, warna merah lebih memudahkan bagi warna untuk menyamarkan diri saat
berburu mangsa. Salah satu fakta yang menarik adalah adanya kemiripan
habitat antara Arwana Merah dengan Arwana emas asal Sumatera. Kedua
jenis Arwana endemik Indonesia ini sama-sama hidup di perairan yang
cenderung asam dan berair gelap.</div>
<div style="text-align: justify;">
<img alt="" class="alignnone size-medium wp-image-1377" height="300" src="http://dody94.files.wordpress.com/2011/02/15-danau-sentarum.jpg?w=292&h=300" title="15.danau sentarum" width="292" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Gambar 2.</b> Daerah Sebaran Arwana Merah dan Arwana Perak endemik Indonesia</div>
garahttp://www.blogger.com/profile/14369975563801195044noreply@blogger.com0